Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agus Herta
Dosen

Dosen FEB UMB dan Ekonom Indef

Meredam Scarring Effect

Kompas.com - 04/06/2022, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAAT ini pagebluk Coronavirus disease 2019 (Covid-19) telah mulai melandai, namun dampak yang ditimbulkan sepertinya sangat luas dan dalam sehingga efeknya masih terasa sampai sekarang.

Bukan hanya menciptakan perilaku kehidupan normal yang baru, pagebluk Covid-19 juga menciptakan efek kekhawatiran dan ketakutan yang sulit hilang.

Dalam ilmu ekonomi, dampak ketakutan ini dikenal dengan istilah scarring effect.

Scarring effect mengakibatkan proses pemulihan ekonomi cenderung berjalan halus (smooth) dan terkesan lambat, tidak secepat yang diharapkan.

Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan sudah pulih pada tahun 2021, ternyata sampai dengan pertengahan tahun 2022 masih tertatih-tatih.

Bahkan sejak awal tahun 2022, ekonomi global dan nasional mendapat tekanan baru yang semakin memperberat langkah pemulihan ekonomi pascapagebluk Covid-19.

Perang Rusia – Ukraina telah menghilangkan harapan percepatan perbaikan dan pemulihan ekonomi pascapagebluk Covid-19.

Bahkan International Monetary Fund (IMF) menyebut perang Rusia – Ukrainan sebagai “pengganggu pemulihan global (disrupted global recovery)”.

Perang Rusia – Ukraina yang terjadi di masa pagebluk Covid-19 mengakibatkan scarring effect semakin membesar dan menjangkiti kinerja perekonomian dari dua sisi sekaligus, sisi penawaran (supply side) dan sisi permintaan (demand side).

Akibat scarring effect yang semakin membesar, masyarakat dan pelaku industri takut untuk membelanjakan dan menginvestasikan uangnya.

Permintaan terhadap barang dan jasa menjadi tidak setinggi yang diharapkan sehingga proses produksi juga mengalami penurunan.

Dalam kondisi ini, para pelaku industri akan cenderung untuk menunda ekspansi usahanya sehingga tidak ada penciptaan lapangan kerja baru yang dapat menambah pendapatan masyarakat.

Scarring effect yang timbul di sektor industri ini juga mengakibatkan pasokan barang dan jasa menurun drastis yang berdampak pada meningkatnya harga barang dan jasa secara keseluruhan.

Kenaikan harga barang dan jasa akan mengerek inflasi ke tingkat yang lebih tinggi. Kenaikan inflasi di tengah kondisi kontraksi ekonomi akan bermuara pada kondisi stagflasi, yaitu kenaikan harga yang terjadi di tengah penurunan daya beli masyarakat, suatu kondisi yang sangat ditakuti oleh seluruh pelaku ekonomi.

Oleh karena itu, scarring effect ini harus segera diredam supaya tidak menjalar lebih luas ke seluruh pelaku ekonomi di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com