SAAT ini pagebluk Coronavirus disease 2019 (Covid-19) telah mulai melandai, namun dampak yang ditimbulkan sepertinya sangat luas dan dalam sehingga efeknya masih terasa sampai sekarang.
Bukan hanya menciptakan perilaku kehidupan normal yang baru, pagebluk Covid-19 juga menciptakan efek kekhawatiran dan ketakutan yang sulit hilang.
Dalam ilmu ekonomi, dampak ketakutan ini dikenal dengan istilah scarring effect.
Scarring effect mengakibatkan proses pemulihan ekonomi cenderung berjalan halus (smooth) dan terkesan lambat, tidak secepat yang diharapkan.
Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan sudah pulih pada tahun 2021, ternyata sampai dengan pertengahan tahun 2022 masih tertatih-tatih.
Bahkan sejak awal tahun 2022, ekonomi global dan nasional mendapat tekanan baru yang semakin memperberat langkah pemulihan ekonomi pascapagebluk Covid-19.
Perang Rusia – Ukraina telah menghilangkan harapan percepatan perbaikan dan pemulihan ekonomi pascapagebluk Covid-19.
Bahkan International Monetary Fund (IMF) menyebut perang Rusia – Ukrainan sebagai “pengganggu pemulihan global (disrupted global recovery)”.
Perang Rusia – Ukraina yang terjadi di masa pagebluk Covid-19 mengakibatkan scarring effect semakin membesar dan menjangkiti kinerja perekonomian dari dua sisi sekaligus, sisi penawaran (supply side) dan sisi permintaan (demand side).
Akibat scarring effect yang semakin membesar, masyarakat dan pelaku industri takut untuk membelanjakan dan menginvestasikan uangnya.
Permintaan terhadap barang dan jasa menjadi tidak setinggi yang diharapkan sehingga proses produksi juga mengalami penurunan.
Dalam kondisi ini, para pelaku industri akan cenderung untuk menunda ekspansi usahanya sehingga tidak ada penciptaan lapangan kerja baru yang dapat menambah pendapatan masyarakat.
Scarring effect yang timbul di sektor industri ini juga mengakibatkan pasokan barang dan jasa menurun drastis yang berdampak pada meningkatnya harga barang dan jasa secara keseluruhan.
Kenaikan harga barang dan jasa akan mengerek inflasi ke tingkat yang lebih tinggi. Kenaikan inflasi di tengah kondisi kontraksi ekonomi akan bermuara pada kondisi stagflasi, yaitu kenaikan harga yang terjadi di tengah penurunan daya beli masyarakat, suatu kondisi yang sangat ditakuti oleh seluruh pelaku ekonomi.
Oleh karena itu, scarring effect ini harus segera diredam supaya tidak menjalar lebih luas ke seluruh pelaku ekonomi di Indonesia.