Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Putung Rokok Bisa Diolah Jadi Jam Tangan Hingga Pestisida

Kompas.com - 07/06/2022, 22:05 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -Selama ini persepsi dan stigma negatif terhadap tanaman tembakau begitu kental. Padahal, banyak penelitian yang mempublikasikan manfaat dari limbah tembakau (granul ekstrak tembakau) terhadap larva aedes aegypti, hingga limbah batang tembakau yang bisa menjadi bahan pupuk organik, pewarna alami biotik, bio briket, bio diesel (energi alternatif), hingga pestisida.

"Ini bukti bahwa tembakau memiliki potensi ekonomi dan dapat membantu proses pertanian yang ramah lingkungan. Sudah saatnya kita bersama pemerintah fokus mengembangkan hal ini. Kita bisa menerapkan circular economy," papar Dosen Ekonomi Pertanian IPB, Prima Gandi melalui keterangan tertulis, Selasa (7/6/2022).

Ia mengajak generasi muda untuk tidak terjebak pada polemik dan stigma negatif terhadap tembakau. Untuk diketahui bahwa musim kemarau ini, para petani sudah mulai menanam tembakau.

Baca juga: Industri Tembakau Dicap Dosa Besar, DPR Ingatkan Pemerintah Kontribusinya ke Negara

Tembakau adalah tanaman semusim. Ketika petani tak bisa mengandalkan tanaman palawija yang membutuhkan sumber air banyak, mereka memilih tembakau yang jelas membuat mereka mandiri secara ekonomi.

Limbah produk tembakau, seperti puntung rokok, ternyata bisa diolah menjadi varian produk yang estetik dan bermanfaat. Produk tersebut terdiri dari beberapa barang mulai dari jam tangan hingga frame kacamata.

Seperti yang dilakukan oleh Ronny Rahardian, salah satu penggerak dari gerakan Kick Your Butt, yang menemukan formula yang tepat guna mampu mengubah limbah puntung rokok menjadi salah satu produk yang berguna.

"Kami menyediakan metode khusus untuk mengumpulkan puntung rokok, namanya butt collector. Hingga kini, kami terus melakukan riset dalam pengembangan limbah produk tembakau menjadi produk yang ramah lingkungan dan bisa digunakan dalam keseharian. Dari satu elemen puntung rokok itu, semuanya bisa dimanfaatkan. Almost zero waste," ujar Ronny.

Meskipun akan meluncurkan beberapa produk yang berasal dari limbah puntung rokok pada tahun ini, produk tersebut tidak akan diperjualbelikan. Rony menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk membuat suatu sistem sehingga masyarakat akan memiliki kesadaran tersendiri untuk dapat mengolah limbah.

Baca juga: Industri Hasil Tembakau Tertekan, Banyak Buruh Pabrik Rokok Kena PHK

"Kami ingin membuat sebuah circular economy, circular design ataupun circular sustainability. Mungkin bagi orang lain, puntung rokok itu limbah, tapi bagi kami di Kick Your Butt, puntung rokok adalah emas," tuturnya.

Manfaat lainnya puntung rokok bisa diolah menjadi bio pestisida ramah lingkungan. Pemanfaatan bio pestisida ini perlu disebarluaskan mengingat peluang besar yang dapat membantu petani untuk menghemat biaya produksi sekaligus sebagai upaya mengurangi sampah di lingkungan sekitar.

Seperti yang telah dilakukan oleh rekan-rekan mahasiswa dari HMI Bogor beberapa waktu lalu.

"Cara penggunaannya yakni cairan puntung rokok dicampur dengan air biasa menggunakan perbandingan satu banding dua. Kemudian pestisida limbah puntung rokok disemprotkan pada tanaman sekitar 3 kali seminggu atau sesuai dengan kebutuhan," jelas Fuji, Mahasiswa Jurusan Kehutanan IPB.

Adapun manfaat bio pestisida dari limbah produk tembakau ini dapat mencegah kehadiran hama karena baunya yang menyengat, merusak syaraf hama, mengacaukan sistem hormon hama, mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri.

"Limbah puntung rokok memiliki kandungan nikotin, fenol, dan eugenol yang masing-masing memiliki peran dalam mengendalikan hama pada tanaman," katanya.

Baca juga: Cukai Hasil Tembakau Naik, Masyarakat Justru Berburu Rokok Harga Murah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com