Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Dana Nasabah Robot Trading Ilegal Tidak Bisa Dikembalikan | Kartu Prakerja Gelombang 32 Dibuka

Kompas.com - 09/06/2022, 05:38 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

1. Pengamat: Dana Nasabah Robot Trading Ilegal Kemungkinan Tidak Bisa Dikembalikan, tapi Masuk ke Kas Negara

Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, dana nasabah yang masuk dalam aplikasi robot trading ilegal memiliki kemungkinan yang kecil untuk dikembalikan. Hal ini mengingat dana tersebut sudah digunakan untuk keperluan perusahaan pengembang robot trading.

“Dari dana itu, kan sudah ada pembayaran, profit dan komisi, karena robot trading ini ilegal. Jadi tidak mungkin kembali. Misalkan dana nasabah yang terkumpul diatas Rp 1 triliun, kemungkinan dana ini berputar, dan nasabah yang mengalami kerugian saat ini juga mungkin sudah pernah menikmati untung,” kata Ibrahim saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/6/2022).

Dia mengatakan, dalam hal ini OJK dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sifatnya hanyalah melakukan pemblokiran. Namun yang memiliki akses pada dana nasabah robot trading adalah pihak kepolisian.

Di sisi lain, tidak adanya regulasi yang mengatur soal robot trading membuat adanya kendala dalam pengembalian dana nasabah.

Di samping itu juga, dana dari robot trading beberapa ada di luar negeri, dan tidak ada regulasi yang jelas soal pencairan dana tersebut. Sehingga, ia menilai ada potensi dana nasabah robot trading akan masuk ke kas negara dalam bentuk pendapatan negara di luar pajak.

Selengkapnya baca di sini

2. Dilema Menteri-menteri Keuangan, Sri Mulyani Sampai "Dicurhati" Menkeu Turki dan Mesir

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku bertukar pikiran dengan Menteri Keuangan Turki dan Mesir dalam pertemuan Islamic Development Bank (IsDB) di Sham El Sheik, Mesir, beberapa waktu lalu.

Mereka membicarakan isu-isu yang membuat menteri-menteri keuangan dilema akibat kondisi global yang tak tentu arah, antara lain soal peningkatan inflasi. Selain krisis yang tengah dihadapi negara, tingginya inflasi juga dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina.

"Yang terjadi sekarang ini adalah memang pemulihan ekonomi dunia berjalan, namun diiringi dengan kenaikan harga-harga komoditas yang melonjak sangat tinggi terutama semenjak bulan Februari terjadi serangan terhadap Ukraina oleh Rusia," kata Sri Mulyani dalam rapat bersama DPD RI di Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, Menteri Keuangan Turki, Nureddin Nubeti bercerita tentang inflasi di negaranya yang sudah tembus 74 persen. Hal ini terjadi karena energi seperti BBM dan gas tidak disubsidi atau dikompensasi oleh negara. Akibatnya, kenaikan harga komoditas global langsung dirasakan oleh masyarakat dengan naiknya harga-harga energi.

Selengkapnya baca di sini

3. Ketika Perusahaan-perusahaan "Startup" Indonesia Lakukan PHK Massal...

Belakangan ini banyak perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air yang telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawannya.

Berdasarkan catatan Kompas.com selama awal tahun 2022, startup yang melakukan PHK di antaranya adalah TaniHub, SiCepat, dan LinkAja.

Sulit mendapatkan suntikan dana dari investor pun diduga menjadi faktor pendorong terjadinya PHK.

Dikutip dari laporan startup berdasarkan data DailySocial.id, jumlah pendanaan dari investor di tahun 2021 terbilang cukup tinggi. Total nilai pendanaannya sendiri mencapai 6,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 99,7 triliun dari dana yang berhasil dibukukan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com