Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Indonesia Eksportir Produk Halal Terbesar ke Negara OKI

Kompas.com - 09/06/2022, 17:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar ke negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Adapun negara-negara yang masuk dalam OKI, antara lain Malaysia, Arab Saudi, Iran, Pakistan, Turki, Somalia, Aljazair, Maroko, Sudan, dan lain-lain.

"Kita sudah memiliki banyak prestasi di tingkat global di antaranya industri halal Indonesia berhasil mencatatkan ekspor produk halal terbesar ke negara-negara OKI," kata Ma'ruf dalam penutupan Festival Syawal LPPOM MUI di Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Ma'ruf menuturkan, prestasi tersebut harus dimanfaatkan dan dikembangkan. Menurutnya, prestasi itu merupakan modal dasar yang besar dalam pembangunan ekonomi dalam negeri.

Baca juga: Targetkan Jadi Produsen Halal di Dunia, Ini 4 Langkah Pemerintah

Adapun andalan pemerintah jatuh kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Pasalnya, dominasi UMK dalam struktur ekonomi diyakini dapat menopang pemulihan ekonomi nasional sekaligus membawa misi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2018, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta. Porsinya mencapai 99 persen lebih dari total pelaku usaha.

"Kita ingin ke depan semakin banyak produk-produk UMK halal yang menembus pasar ekspor," ucap Ma'ruf.

Untuk mengembangkan prestasi, kata Ma'ruf, UMK perlu mengimbangi dengan langkah aktif dan adaptif. Dengan kata lain, para pelaku UMK harus jeli melihat peluang pasar.

Salah satu peluang pasar yang menguat, yaitu peningkatan permintaan produk halal seperti makanan minuman, obat-obatan, dan kosmetika. Hal ini disebabkan kesadaran penduduk muslim untuk mengonsumsi produk halal dan thoyib telah bergeser menjadi gaya hidup.

Tidak hanya sekedar dari bagian ajaran agama islam, faktor inilah yang semakin mendorong naiknya kebutuhan akan konsumsi kebutuhan produk halal di dunia.

"Bukan hanya komunitas muslim, masyarakat dunia turut mengakui komoditas halal identik dengan produk aman, berkualitas, dan higienis atau good food serta dapat dikonsumsi oleh siapapun," ungkap Ma'ruf.

Lebih lanjut Ma'ruf mengungkapkan, daya juang para pelaku UMK dan ekonomi kreatif semakin menguat seiring dengan dibukanya pembatasan kegiatan masyarakat.

Di sisi lain, hadirnya label halal turut memperkuat jaminan mutu produk, yaitu aman higienis, dan sesuai dengan syariah. Label halal juga akan memberikan nilai tambah daya saing produk dan memperluas aspek pemasarannya.

"Ekonomi kerakyatan di berbagai ruang publik ini memperlihatkan sinyal baik menuju pemulihan perekonomian bangsa yang berdaya tahan tinggi ke depan," tutup Ma'ruf.

Baca juga: Hingga 2022, 10.643 UMK Dapat Sertifikasi Halal LPPOM MUI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com