Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun Gara-gara Shanghai Kembali Lockdown, Harga Minyak Mentah Masih di Atas 120 Dollar AS

Kompas.com - 10/06/2022, 11:12 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia tergelincir pada akhir perdagangan Kamis waktu Amerika Serikat (Jumat pagi WIB), setelah beberapa distrik di kota Shanghai , China, kembali memberlakukan lockdown akibat naiknya kasus Covid-19.

Meski demikian mengalami penurunan, harga minyak dunia terpantau masih berada di dekat level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, dengan posisi di kisaran 121-123 dollar AS per barrel.

Mengutip CNBC, Jumat (10/6/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 33 sen atau 0,2 persen ke level 123,25 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 48 sen atau 0,3 persen ke level 121,63 dollar AS per barrel.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, Ini Pemicunya

Beberapa wilayah Shanghai mulai memberlakukan lagi penguncian pada Kamis (9/6/2022) kemarin, setelah adanya laporan 4 kasus Covid-19 bergejala baru yang dikonfirmasi pada Rabu lalu.

Adapun salah satu wilayah yang dilakukan lockdown adalah distrik Minhang yang memiliki sekitar 2 juta orang penduduk.

Warga terpaksa tinggal di rumah selama dua hari dan akan dilakukan tes Covid-19 sebagai upaya mengendalikan risiko penularan.

“Berita bahwa sebuah distrik Shanghai telah dikunci hari ini, menghidupkan kembali kekhawatiran akan melemahnya permintaan dari China karena kebijakan nol-covid-nya. Kondisi itu membatasi kenaikan di pasar Asia hari ini,” kata Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior Oanda untuk Asia Pasifik.

Meski demikian, realisasi ekspor China pada Mei 2022 tercatat naik 16,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan banyak wilayah di China yang sudah menerapkan pelonggaran Covid-19 sehingga beberapa pabrik sudah kembali beroperasi.

Pertumbuhan ekspor China itu merupakan yang tercepat sejak Januari tahun ini, dan lebih dari dua kali lipat ekspektasi analis.

“Kinerja ekspor sangat mengesankan dalam konteks penguncian beberapa kota di negara itu pada bulan ini,” kata Managing Partner di SPI Asset Management, Stephen Innes.

Harga minyak dunia reli selama dua bulan terakhir karena pasokan penyulingan yang ketat di tengah peningkatan permintaan. Salah satu faktornya adalah berkurangnya pasokan minyak dari Rusia setelah melakukan invasinya terhadap Ukraina.

Puncak permintaan bensin di masa musim panas AS juga terus mendorong harga minyak. Stok bensin AS secara tak terduga turun 800.000 barrel karena tingginya permintaan bahan bakar, meski harganya menanjak.

Rata-rata harga bensin tanpa timbal reguler ritel nasional mencapai rekor 4,955 dollar AS per galon pada Rabu (8/6/2022), bahkan di beberapa negara bagian sudah tembus 5 dollar AS per galon. Dengan kondisi ini, harga minyak dunia dinilai tak akan mengalami penurunan signifikan dalam waktu dekat.

“Sulit untuk melihat penurunan yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang, dengan pasar bensin kemungkinan hanya akan semakin ketat saat kita memasuki musim mengemudi yang lebih dalam,” kata Kepala Penelitian Komoditas ING, Warren Patterson.

Baca juga: Urus Minyak Goreng, Luhut Minta Tambahan Dana ke DPR: Masa Saya Bayar Sendiri...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com