Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Izin Bappebti, GudangKripto Jadi Pedagang Aset Fisik Kripto di Indonesia

Kompas.com - 10/06/2022, 18:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - GudangKripto bakal beroperasi menjadi salah satu pedagang aset fisik kripto di Indonesia. Hal ini seiring dengan terbitnya lisensi resmi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti) Kemendag.

Adapun lisensi itu tertuang dalam Keputusan Kepala Bappebti Nomor 13/BAPPEBTI/CP-AK/4/2022.

CEO PT Gudang Kripto Indonesia Gede Buwana Mahartapa berharap, adanya pedagang aset fisik kripto yang berlisensi di Bappebti membuat transaksi dan investasi di masa depan melalui aset digital makin mudah. Investasi mudah bersifat micro investment ini juga menjadi tema yang diusung perseroan.

Micro investment yaitu memperkenalkan aset kripto ke masyarakat yang belum memiliki penghasilan tepat. (Tujuannya) agar bisa berinvestasi walaupun kecil-kecilan," ungkap Gede dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: Startup Investasi Kripto Pintu Raih Pendanaan Seri B Senilai Rp 1,6 triliun

Di sisi lain dia pun menggarisbawahi, peranan edukasi adalah salah satu dari kunci keberhasilan investasi kripto. Pasalnya, kripto kerap mendapatkan preseden dan stigma negatif dari masyarakat.

Ada pula yang menganggap investasi kripto adalah investasi yang sulit untuk dipahami dan hanya untuk kalangan tertentu. Dia pun sudah menyiapkan beberapa strategi untuk memberi pemahaman soal aset kripto.

"Strategi yang paling sederhana adalah kami akan menggunakan gaya bahasa yang mampu dipahami oleh masyarakat," ucap dia.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar, Bappebti, Tirta Karma Senjaya menambahkan, edukasi soal aset kripto menjadi penting di tengah maraknya investasi bodong. Apalagi saat ini, investor kripto lebih didominasi oleh investor milenial.

Berdasarkan catatannya, 60 persen investor kripto adalah investor milenial berusia 18-34 tahun. Mereka berprofesi sebagai karyawan swasta maupun pelajar/mahasiswa. Sebanyak 79 persen di antaranya adalah laki-laki.

"Tentu saja ada potensi yang sangat besar, termasuk demografi kita yang besar. Tapi industri kripto harus mengedepankan edukasi ke depan supaya masyarakat bukan hanya menjadi pelanggan di kripto, tapi juga memberi edukasi (kepada yang lain)," sebut Tirta.

Lebih lanjut Tirta menyatakan, investasi dengan nominal yang kecil bisa mengakomodasi investor pemula. Investasi dengan nominal terjangkau ini pun membuat milenial maupun investor pemula belajar banyak.

Hingga April, transaksi untuk aset kripto sudah mencapai Rp 160 triliun. Nominal ini jauh lebih kecil dibanding tahun lalu lantaran beberapa nilai aset kripto mengalami penurunan.

"Pelanggannya pun luar biasa. Jadi saat ini aset kripto sudah mencapai 13,04 juta orang. Luar biasa lebih besar dibandingkan saham, tapi memang kita perlu mengakomodir untuk para investor pemula," jelasnya.

Baca juga: Marak Investasi Bodong, DPR Minta Bappebti Tidak Mudah Berikan Izin Perdagangan Kripto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com