Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Produk Lokal Kalah Bersaing dengan Produk Impor?

Kompas.com - 12/06/2022, 16:05 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


KOMPAS.com – Kalangan industri dalam negeri masih kerap berkutat dengan persoalan persaingan produk lokal dengan produk impor di Indonesia.

Selama ini, keluhan yang dialami pihak industri dalam negeri lebih banyak akibat tidak lakunya produk mereka di pasaran lokal.

Konkretnya, mereka mengeluh produk lokal kalah saing dengan produk luar negeri. Artinya, produk impor ternyata masih banyak diminati konsumen Indonesia.

Baca juga: Jokowi Larang Instansi Pemerintah Impor Barang Luar Negeri, Ketua MPR: Peluang bagi INKA

Kenapa produk lokal kalah bersaing dengan produk impor? Bagaimana cara produsen lokal untuk bersaing dengan produk luar negeri?

Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Nila Kumalasari sempat mengulas hal ini di sela pameran Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2022, di Nusa Dua, Bali, Jumat (3/6/2022) lalu.

Dia mengakui, keluhan yang paling sering terjadi di lapangan, yakni tidak dibelinya produk dari produsen lokal. Meski kata dia, selama ini mereka sudah melengkapi diri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Keluhan selama ini, sebagian besar produk dalam negeri, tidak dibeli atau tidak laku di pasaran lokal. Sehingga, banyak perusahaan-perusahaan enggan untuk memperpanjang sertifikatnya atau tidak mau mengusulkan yang baru," kata Nila dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (12/6/2022).

Baca juga: Wapres: Indonesia Eksportir Produk Halal Terbesar ke Negara OKI

Bagaimana cara produsen lokal untuk bersaing dengan produk luar negeri?

Terkait persaingan produk lokal dengan produk impor ini, menurutnya ada dua sisi di pasaran yang harus tetap dijaga pelaku industri dalam negeri, yakni dari sisi demand dan supply.

Ia menjelaskan, sisi demand harus dijaga dengan terua menggalakkan upaya membeli produk dalam negeri. Kemudian dari sisi supply juga harus dijaga untuk memenuhi kebutuhan demand.

"Jadi, dua-duanya kita tidak bisa saling menyalahkan, gara-gara demand, tapi memang untuk tadi kita ngomong skala ekonomi, itu kuncinya ada di demand. Kalau ada yang mau beli, tentu industri harus siap," ucapnya.

Untuk sisi demand, saat ini pemerintah harus mulai bergerak dulu, baru industrinya. Kemudian, untuk industrinya, harus tetap menjaga ketersediaan.

Baca juga: Kemendag Sasar Korsel Jadi Pasar Produk-produk Digital Indonesia

Sehingga nantinya hal ini akan menjadi berkesinambungan terus. "Jadi hubungan ini harus kontinu, dan perbaikannya juga kontinu, harus improvement terus-terusan,” sambungnya.

Kenapa produk lokal kalah bersaing dengan produk impor

Diungkapkannya, selama ini, kendala yang mengakibatkan produk mereka tidak laku di pasaran, karena selama ini masyarakat terlanjur terlena dengan produk impor.

Kondisi ini membuat produk lokal kalah saing dengan produk luar negeri. Dia memberi contoh, ketika seseorang memasuki masa pendidikan, alat-alat laboratorium yang digunakan misalnya, semua merupakan produk impor.

"Sewaktu menjadi mahasiswa misalkan di kedokteran, dokter-dokter, suster sudah terbiasa dengan produk luar. Kemudian, tiba-tiba menjadi PNS, diminta pakai produk lokal, bisa dibayangkan, karena kan produk itu tidak hanya kualitas, tapi kenyamanan," ujarnya.

Lebih lanjut kata dia, terkait produk, memang ada orang yang suka merek-merek tertentu, yang menyangkut masalah kenyamanan.

Ini terjadi karena sudah nyaman dengan produk impor. Untuk bisa dialihkan ke produk lokal atau dalam negeri, menurutnya perlu perjuangan.

"Ini juga harus kita hargai bareng-bareng, jika demand sudah berkenan menggunakan produk dalam negeri, ya kita harus apresiasi dong,” jelasnya.

Baca juga: Seruan Pakai Produk Lokal Jadi Angin Segar Industri Baja Tanah Air

“Sehingga bentuk apresiasinya, kita jaga tuh produsen dalam negerinya, untuk memberikan yang terbaik. Misalkan nanti di tengah jalan ada yang kurang-kurang, atau dalam tanda petik ada rusak-rusak, ya harus memberikan pelayanan yang prima," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com