Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI Minta Investor Jangan Panik Saat IHSG Turun Tajam

Kompas.com - 15/06/2022, 08:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengungkapkan, penurunan yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah hal yang wajar terjadi, dan bukan pertama kalinya.

Sebagai regulator, BEI mengaku akan berusaha memastikan mekanisme pasar berlangsung dengan teratur, wajar dan efisien. Hasan meminta agar investor tidak panik dan bereaksi berlebihan terhadap kondisi ekonomi global dan kondisi perusahaan–perusahaan tercatat.

“Pada gilirannya tentu kita berharap investor tidak panik, tidak bereaksi berlebihan dan tetap memantau perkembangan pasar dan kondisi perusahaan-perusahaan tercatat,” kata Hasan kepada wartawan, Selasa (14/6/2022).

Baca juga: Jawaban Jokowi soal Reshuffle Kabinet dan yang Terjadi Berikutnya

Hasan mengatakan, dengan penerapan Crisis Management Protocol di Bursa, serta dukungan dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, ia yakin BEI dapat memitigasi dampak negatif dan risiko yang terjadi.

“Koreksi dalam di pasar saham tentunya bukan kali pertama terjadi, sehingga kami yakin dengan Crisis Management Protocol yang kami miliki serta dukungan maupun koordinasi kebijakan antara Pemerintah, Bank Indonesia dan OJK, dampak negatif dan risiko yang mungkin terjadi dapat dimitigasi dengan baik,” kata Hasan.

Belakangan ini, IHSG memang berada dalam tekanan. Bahkan sempat turun melewati level 7.000. Menurut Hasan, ada beberapa faktor yang mendorong Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG sempat turun tajam.

Sebagai informasi, IHSG turun 1,9 persen dalam sepekan terakhir. IHSG bahkan sempat menyentuh level terendahnya pada posisi 6.933,41 pada awal pekan ini.

Baca juga: Harga Bitcoin Turun ke Level Rp 319 Juta Per Keping, Cek Harga Kripto Hari Ini

“Penurunan indeks beberapa waktu terakhir ini, termasuk IHSG yang sempat menyentuh level kembali di bawah 7.000, tidak hanya terjadi di bursa Indonesia saja. Dari hampir 40 bursa utama dunia,” ujar Hasan.

Namun demikian, secara tahunan, Hasan mengatakan hanya ada 10 bursa yang menunjukkan pertumbuhan positif, termasuk bursa saham di tanah air, yaitu IHSG yang masih tumbuh lebih dari 6 persen.

Pasan mengatakan, penurunan indeks ini dipicu oleh beberapa faktor utamanya adalah kenaikan harga-harga komoditas dunia yang dipicu salah satunya oleh ketidakpastian yang ditimbulkan akibat perang Ukraina dan Russia.

“Efek berikutnya memicu tingkat inflasi yang tinggi di hampir seluruh negara di dunia yang pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran pada investor bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga secara agresif,” ujar dia.

Walau demikian, pada penutupan Selasa (14/6/2022), IHSG kembali ke level 7.000, tepatnya, 7.049,88. Hal ini menurut Hasan tidak lepas dari optimisme pasar terhadap ekonomi di Indonesia yang berangsur pulih. Dalam sebulan terakhir IHSG mampu menguat 6,8 persen, dan dalam setahun naik 7,12 persen.

"Terkait dengan IHSG, kita bersyukur pertumbuhan IHSG yang masih positif menunjukkan optimisme market terhadap potensi pasar modal dan perekonomian Indonesia,” kata Hasan.

Baca juga: Transaksi QRIS Kian Diminati Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com