Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Jadi Peluang untuk UMKM, Ekspor Produk Kain Indonesia pada Kuartal I 2022 Meningkat 14,63 Persen

Kompas.com - 15/06/2022, 19:19 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comEkspor kain atau harmonized system code (HS Code 56–60) secara kumulatif pada Januari–Maret 2022 mencapai 146,55 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau mengalami kenaikan 14,63 persen dibandingkan 2021 year on year (yoy). 

Untuk diketahui, HS Code 56-60 merupakan salah satu bagian dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Adapun volume ekspor kain tercatat sebesar 30,93 ribu ton, atau meningkat 7,57 persen yoy. Peningkatan ekspor kain mencapai 83,93 persen pada kuartal I 2022 ditopang oleh total ekspor kain Indonesia.

Kain tersebut antara lain kain tenun berlapis (HS Code 59) meningkat 43,19 persen yoy, diikuti kenaikan penjualan kapas gumpalan dan tali (HS Code 56) 6,25 persen yoy, dan rajutan (HS Code 60) 12,44 persen yoy. 

Baca juga: Bangun Desa Berorientasi Ekspor, LPEI Kolaborasi dengan Kemendes dan Astra

Kepala Divisi Indonesia Eximbank Institute (IEB Institute) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank Rini Satriani mengatakan, peningkatan penjualan kain didorong oleh pulihnya permintaan apparel

Hal itu terjadi, kata Rini, seiring membaiknya situasi pandemi Covid-19 yang memungkinkan masyarakat untuk kembali beraktivitas. 

“Penggunaan platform e-commerce di tengah pandemi Covid-19 juga turut menjadi katalis positif karena penjualan ekspor kain Indonesia didukung platform yang lebih besar dari sebelumnya sehingga mampu meningkatkan basis konsumen,” ujar Rini dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (15/6/2022). 

Berdasarkan data IEB Institute, imbuh Rini, selama kuartal I 2022, tercatat nilai dan pertumbuhan ekspor lima negara tujuan ekspor kain Indonesia.

Baca juga: LPEI Catat Ekspor Kopi Indonesia Mulai Berangsur Pulih

Pada Jepang, misalnya, ekspor kain ke Negeri Sakura tercatat senilai 28,33 juta dollar AS atau tumbuh 13,78 persen yoy, Vietnam 18,15 juta dollar AS dengan pertumbuhan 11,50 persen yoy, dan Amerika Serikat 11,07 juta dollar AS atau naik 11,91 persen yoy.

Kemudian, India sebesar 10,25 juta dollar AS tumbuh 31,05 persen (yoy) dan Korea Selatan (Korsel) mengalami penurunan 11,50 persen atau mencapai 8,23 juta dollar AS. 

Pertumbuhan ekspor tersebut mengalami peningkatan, kecuali Korsel akibat tingginya kasus infeksi Covid-19 selama tiga bulan pertama pada tahun ini. 

“Pemintaan yang meningkat tinggi dari Jepang seiring dengan seasonal effect berupa kebutuhan produksi pakaian untuk musim semi serta adanya pelonggaran pembatasan aktivitas per 1 Maret 2022,” terang Rini. 

Baca juga: Targetkan UMKM Ekspor, Pemerintah Minta LPEI Kelola Pendanaan UMKM

Selanjutnya, adanya peningkatan permintaan dari Vietnam selain dikarenakan pengendalian penyebaran infeksi Covid-19, juga disebabkan pengalihan order dari Tiongkok ke Vietnam sebagai salah satu negara produsen kain. 

Pada kesempatan sama, Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F Anwar menjelaskan, LPEI memiliki program Penugasan Khusus Ekspor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk pelaku usaha berorientasi ekspor.

Hal itu dilakukan untuk menjaga kesinambungan usaha yang digeluti pelaku UMKM di Tanah Air. 

“Program tersebut merupakan bagian dari pemulihan ekonomi nasional yang diberikan pemerintah kepada kami. Para pelaku UMKM pun diharapkan dapat mengoptimalkan program Penugasan Khusus Ekspor,” kata Chesna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Skenario' Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

"Skenario" Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Whats New
Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 16 April 2024

Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 16 April 2024

Earn Smart
Resmi Melantai di BEI, Harga Saham ATLA Melesat 35 Persen

Resmi Melantai di BEI, Harga Saham ATLA Melesat 35 Persen

Whats New
Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Whats New
Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Whats New
Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, KAI Proyeksi Hari Ini Ada 900.000 Pengguna KRL

Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, KAI Proyeksi Hari Ini Ada 900.000 Pengguna KRL

Whats New
Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Whats New
IHSG Diprediksi Melemah Usai Libur Lebaran, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Usai Libur Lebaran, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Pemerintah Antisipasi Dampak Ekonomi dari Konflik Iran-Israel

Pemerintah Antisipasi Dampak Ekonomi dari Konflik Iran-Israel

Whats New
Saham-saham di Wall Street Jatuh akibat Konflik Timur Tengah

Saham-saham di Wall Street Jatuh akibat Konflik Timur Tengah

Whats New
Tesla Bakal PHK 10 Persen Pegawainya, Ini Penjelasan Elon Musk

Tesla Bakal PHK 10 Persen Pegawainya, Ini Penjelasan Elon Musk

Whats New
The Fed Diramal Tahan Suku Bunga Lebih Lama, Rupiah Bisa Makin Lemah

The Fed Diramal Tahan Suku Bunga Lebih Lama, Rupiah Bisa Makin Lemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com