Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hemat BBM, Sri Lanka Tutup Sekolah dan Layanan Pemerintahan

Kompas.com - 21/06/2022, 09:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka menutup sekolah dan menghentikan layanan yang tidak penting selama dua pekan ke depan mulai Senin (20/6/2022) waktu setempat.

Penutupan bertujuan untuk menghemat cadangan bahan bakar minyak (BBM) yang menipis, ketika Dana Moneter Internasional (IMF) membuka pembicaraan dengan Kolombo mengenai rencana bailout pasca-kebangkrutan negaranya.g

Negara berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam cengkeraman krisis ekonomi terburuk setelah kehabisan devisa untuk membiayai impor yang paling penting, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Baca juga: Sri Lanka Kembali Teken Kontrak dengan Peruri untuk Cetak 1 Juta Paspor

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (21/6/2022), sekolah-sekolah dan kantor-kantor negara telah ditutup sebagai bagian dari rencana pemerintah menghemat bahan bakar berupa bensin dan solar, yang harganya memang melonjak.

Namun, rumah sakit serta pelabuhan laut dan udara utama di ibu kota masih beroperasi.

Pilihan ini terpaksa diambil lantaran Sri Lanka menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Ratusan ribu pengendara menunggu dalam antrian panjang bermil-mil di seluruh negeri untuk bensin dan solar meskipun kementerian energi mengumumkan stok baru akan tiba tiga hari lagi. Hal ini membuat masyarakat protes berbulan-bulan yang meminta Presiden Gotabaya Rajapaksa mundur.

Baca juga: Sri Lanka, Negara Bangkrut akibat Jeratan Utang

Didemo mahasiswa

Pada Senin minggu ini, ribuan mahasiswa berbaris di jalan-jalan Kolombo meneriakkan "Harus pulang", mengacu pada presiden yang harus mundur karena dituduh korupsi dan salah mengurus negara.

"Waktu bagi Gotabaya untuk bersujud dengan bermartabat sudah lama berlalu. Sekarang kita harus mengusirnya," kata pemimpin mahasiswa dalam demo, Wasantha Mudalige.

Polisi akhirnya menangkap sebanyak 21 aktivis mahasiswa yang memblokir semua gerbang ke gedung sekretariat presiden. Mereka menuduh siswa menghalangi sekretaris kementerian keuangan Sri Lanka untuk menghadiri pertemuan penting dengan para pejabat IMF.

Namun, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan, pembicaraan dengan delegasi IMF berjalan sesuai rencana. Kedatangan IMF merupakan diskusi langsung pertama sejak Sri Lanka meminta dana talangan pada April 2022.

Kedua belah pihak mengatakan, pembicaraan akan berlanjut hingga akhir bulan. Rencana penyelamatan ini tidak akan berlangsung sampai Sri Lanka dan para krediturnya setuju untuk merestrukturisasi utang luar negeri dengan nilai 51 miliar dollar AS. Menurut pejabat IMF, proses ini memakan waktu selama berbulan-bulan.

Selain IMF, Australia juga memberikan bantuan kepada Sri Lanka. Negara itu mengumumkan memberi bantuan darurat senilai 35 juta dollar AS untuk memenuhi kebutuhan pangan dan perawatan kesehatan yang mendesak.

"Kami tidak hanya ingin membantu rakyat Sri Lanka pada saat dibutuhkan, ada juga konsekuensi yang lebih dalam bagi kawasan jika krisis ini berlanjut," kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Won.

Baca juga: Inilah Dinasti Politik yang Bikin Sri Lanka Bangkrut dalam 30 Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com