Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Jepang, Menhub Dorong Proyek MRT hingga Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya

Kompas.com - 22/06/2022, 21:56 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berkunjung ke Jepang untuk membahas kerja sama sejumlah proyek infrastruktur transportasi di Indonesia.

Ada 4 proyek infrastruktur transportasi yang ditawarkan kepada Jepang yaitu MRT Jakarta, Pelabuhan Patimban, proving ground, dan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya.

Ia menjelaskan, proyek MRT Jakarta fase pertama Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) telah rampung. Pembangunan MRT Jakarta kemudian dilanjutkan ke fase 2 koridor Utara-Selatan (North-South) yaitu mulai dari Bundaran HI-Kota, lalu akan berlanjut mulai dari Kota-Ancol.

Baca juga: KAI Pastikan Pelaku Pelecehan Seksual Tidak Bisa Naik Kereta Api Lagi

Selain itu, akan dibangun juga koridor Timur-Barat (East-West) yang akan membelah perut Jakarta dari wilayah Balaraja (Banten) sampai Cikarang (Jawa Barat). Ini merupakan fase 3 pembangunan MRT Jakarta.

Budi Karya mengatakan, pada pertemuan itu, pemerintah RI mendorong percepatan penyelesaian negosiasi kontrak, dan pernyataan komitmen pendanaan, serta mendorong percepatan studi kajian proyek MRT Jakarta East-West.

Selain itu, pemerintah RI juga mengundang investor Jepang untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di kawasan stasiun MRT.

"Kami bahas berkaitan dengan proyek ini untuk bisa berjalan lebih baik dan lebih cepat. Untuk kelanjutan proyek MRT, dalam waktu dekat akan ditandatangani satu kepastian pendanaan dari Jepang. Ini suatu hal yang menggembirakan, agar pembangunan MRT bisa terus dilanjutkan,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (22/6/2022).

Terkait Pelabuhan Patimban, pemerintah Indonesia mendorong percepatan negosiasi penawaran proyek pengembangan Pelabuhan Patimban Fase 1-2 (paket 5 dan 6), yang ditargetkan dilakukan penandatangannya pada tahun ini.

Lalu pada proyek proving ground atau tempat pengujian kendaraan bermotor, pemerintah RI mendorong pemerintah Jepang agar memberikan dukungan kepada konsorsium Indonesia-Jepang untuk mendapatkan pembiayaan dengan biaya yang kompetitif.

Ia bilang, dukungan dari investor atau lembaga keuangan Jepang sangat diperlukan untuk dapat memberikan bunga pinjaman yang rendah di bawah suku bunga komersil.

"Selama ini kita melakukan pengujian kendaraan bermotor di luar negeri, kita akan buat di Indonesia, tepatnya di Bekasi. Jepang jadi salah satu kemungkinan partner, Insya Allah ini berjalan dengan baik, sehingga di akhir 2023 proyek proving ground akan selesai," jelasnya.

Sementara untuk proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya, lanjut Budi Karya, pihaknya telah menerima konsep pembangunan kereta modern ini. Pemerintah Indonesia pun mendorong untuk segera dilakukan kajian atau feasibility study (FS) yang bekerja sama dengan pihak Jepang.

"FS itu berarti kita akan mengukur secara cermat bagaimana kondisi lapangan dan trase yang akan kita lakukan. Itu membutuhkan kurang lebih satu tahun. Kita berharap ini bisa berjalan, maka Jakarta-Surabaya bisa ditempuh kurang dari 6 jam dan menjadi alternatif bagi masyarakat," ungkap dia.

Baca juga: Seluruh Terowongan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Berhasil Ditembus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com