Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Ini Sebelum Beli Kripto Saat Pasar dalam Kondisi "Bearish"

Kompas.com - 23/06/2022, 12:25 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini pasar aset kripto tengah berada dalam kondisi bearish atau bear market. Bear market merupakan kondisi pasar yang menunjukkan kecenderungan pelemahan dalam perdagangan.

Head of Growth Zipmex Indonesia Siska Lestari mengatakan, saat ini kondisi bear market tengah terjadi tidak hanya pada industri kripto, tapi juga market investasi secara keseluruhan. Lalu, apa yang harus diperhatikan ketika ingin membeli kripto saat pasar dalam kondisi bearish?

“Sebelum kita khawatir atas kondisi saat ini, harus dipahami apa yang mempengaruhi kondisi pasar pada saat ini. Mulai dari kenaikan suku bunga The Fed yang menjadi kenaikan paling tinggi sejak 1994, konflik Rusia dan Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga barang komoditas, dan juga tingginya inflasi,” kata Siska kepada Kompas.com, Kamis (23/6/2022).

Baca juga: Bitcoin Bergerak Merah, Cek Harga Kripto Hari Ini

Siska mengatakan, mengacu pada grafik MVRV Z-Score, harga aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin atau BTC telah mulai memasuki zona hijau. Grafik MVRV Z-Score sendiri merupakan sebuah grafik yang menunjukkan apakah harga Bitcoin saat ini berada di atas atau di bawah valuasi nilai sewajarnya.

“Berdasarkan data historikal, saat harga Bitcoin memasuki zona hijau maka pasar akan mulai menuju awal dari periode keheningan (silence period). Periode ini merupakan waktu yang cocok bagi investor untuk bertahan meninjau arah pasar dan bersabar menunggu kembalinya siklus bullish,” jelas Siska.

Baca juga: Bitcoin dkk Kembali Bangkit, Cek Harga Kripto Hari Ini

Pelajari profil risiko

Di sisi lain, Siska menyarakan agar para investor aset kripto mempelajari profil risiko diri mereka dan seberapa besar batas toleransi mereka terhadap kerugian sebelum memutuskan untuk membeli Bitcoin.

“Bagi investor jangka panjang, saat ini bisa menjadi saat yang baik untuk melakukan akumulasi dengan menggunakan metode dollar-cost averaging (DCA), yaitu dengan menyisihkan persentase tertentu dari pendapatan setiap bulannya untuk membeli Bitcoin sembari menunggu harga BTC kembali menguat,” tambah dia.

Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan investor yang ingin membeli kripto saat pasar dalam kondisi bearish.

Pertama, pahami tujuan investasinya, apakah jangka pendek, menengah, atau panjang. Yang kedua, harus memahami profil risiko dari investor tersebut, apakah rendah, menengah, atau sudah advance (berpengalaman).

Baca juga: Pasar Kripto Makin Terpuruk, Coinbase PHK 1.100 Karyawannya

Analisis fundamental

Setelah mengenali kedua hal tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah analisis fundamental. Sebelum memulai investasi, calon investor harus memahami latar belakang aset kripto yang diinginkan.


“Kami menyarankan untuk mempelajari whitepaper dari koin atau token yang dikeluarkan oleh proyek yang bersangkutan. Whitepaper dibutuhkan untuk memahami latar belakang dan alasan suatu aset diluncurkan, mulai dari manfaat aset, ekosistem apa yang ingin dibangun, bagaimana road map-nya, serta kegunaan aset (use case),” jelas dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com