Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganya Penggila Kopi, Kenapa di Australia Starbucks Justru Kurang Laku?

Kompas.com - Diperbarui 24/06/2022, 20:55 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Di Indonesia, jaringan gerai kafe milik Starbucks sangat mudah ditemui di kota-kota besar. Menu yang paling banyak dicari, tentulah segelas kopi.

Meski relatif mahal untuk ukuran masyarakat di negara berkembang, termasuk Indonesia, kopi yang dijual Starbucks tetap memiliki banyak peminat. Nyaris, sulit menemukan kursi kafe Starbucks kosong tanpa pengunjung.

Namun, kendati sukses di banyak negara, tak demikian halnya di Australia. Di Negeri Kanguru ini, bisnis Starbucks sulit berkembang jika tidak dikatakan gagal.

Dilansir dari CNBC, Kamis (23/6/2022), dengan berbekal kesuksesan di banyak negara pula, Starbucks dengan percaya diri masuk ke pasar Australia dan membuka gerai pertamanya pada tahun 2000.

Baca juga: Sisi Kelam Ukraina: Bisnis Surogasi Rahim atau Pabrik Bayi

Di beberapa tahun awal pembukaan, Starbucks bahkan terbilang jor-joran dalam investasi mereka di Australia. Puluhan gerai langsung dioperasikan, berharap untung besar bisa didapat dengan cepat, beberapa kafe bahkan dibangun di lokasi-lokasi strategis.

Puncaknya pada tahun 2008, Starbucks di Australia sudah mencapai 90 gerai kafe. Artinya, ada 90 gerai baru hanya dalam waktu 8 tahun.

Namun bukan untung didapat, investasi perusahaan asal Amerika Serikat ini justru selalu buntung. Tak banyak pengunjung yang datang ke kafe mereka.

Perusahaan mengumumkan kalau banyak gerai hanya meraup pendapatan yang sangat sedikit dan tak bisa menutup biaya operasional.

Baca juga: Kenapa Tidak Ada Gejolak Minyak Goreng di Malaysia?

Di tahun 2008 pula, perusahaan akhirnya memutuskan menutup 70 persen gerainya di Australia karena sepinya pembeli. Kala itu, Starbucks tercatat hanya menyisakan 23 gerainya di seluruh benua ini.

Banyak kalangan menilai, pertumbuhan gerai Starbucks terlalu cepat dan terburu-buru namun tidak diimbangi dengan naiknya popularitas produk kopinya.

"Ketika diluncurkan, mereka membuka gerai terlalu cepat dan banyak. Starbucks tidak memberi konsumen Australia kesempatan untuk benar-benar merasakan kopi sesuai selera mereka," kata Thomas O'Cornor, analis industri ritel Gartner.

Penyebab kegagalan utama

Dibandingkan negara-negara lainnya di mana Starbucks cukup sukses, selera minum kopi orang Australia terbilang sangat tinggi. Budaya minum kopi sudah sangat melekat di benak orang Australia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com