Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi VI DPR Dukung BNI dan Jamkrindo Fasilitasi Petani Bogor Ekspor Tanaman ke Belanda

Kompas.com - 27/06/2022, 21:00 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Begara Indonesia (BNI) dan PT Penjaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) memberikan fasilitas pembiayaan dan jaminan kredit ke petani Bogor untuk ekspor tanaman ke Belanda.

Lebih dari 1.000 petani pohon yang dibina PT Minaqu Indonesia mendapatkan fasilitas kredit dan penjaminan kredit melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) hingga bisa ekspor tanaman ke Belanda.

"Saya salut, apreciate dan bangga dengan BNI dan Jamrindo yang berhasil membina petani milineal atau smart farmer sampai bisa ekspor" ujar anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Ekspor Tanaman Hias RI Capai 10,77 Juta Dollar AS Selama Pandemi

Menurut Nusron, langkah BNI dan Jamkrindo ini patut ditiru oleh lembaga keuangan lain. Apalagi, selain membiayai dan menjamin, perusahaan tersebut juga mencarikan mitra agar ekosistem bisnisnya bisa berkelanjutan.

"Ini yang disebut one stop service. Close lub sistem. Sehingga petani dan UMKM tidak sendirian, tapi terdampingi sehingga mendapatkan solusi," kata dia

Nusron menjelaskan, skema KUR yang diberikan BNI dan Jamkrindo untuk petani pohon di kawasan Bogor mencapai Rp 50 miliar, di bawah binaan PT Minaqu Indonesia pimpinan Ade Wardhana. Adapun pohon dan tanaman yang dieskpor adalah tanaman hias dengan kontral produksi 7 juta pihon per tahun.

"Tanaman hias asli Indonesia yang diekspor mulai Homalomena, Scindapsus, Alocasia, Ardisia, Cyrtosperma, Aglonema. Omsetnya mencapai 7 juta pohon setahun. Satu pohon rata-rata 1 dollar AS , sehingga omset mencapai 7 juta dollar AS atau setara dengan Rp 100 milar setahun," ucap Nusron.

Baca juga: Mentan SYL Optimistis Indonesia Jadi Eksportir Besar Tanaman Tropis

Sebagai informasi, tanaman hias asli plasma nutfah (hutan) Indonesia sangat diminati oleh negara subtropis (Eropa, Amerika, Jepang, Korea). Kebanyakan digunakan sebagai hiasan dalam ruangan atau untuk Terrarium dan Paludarium, bahkan Aquascape,

Menurut data AIPH, pasar global florikultura sebesar Rp 5.000 Triliun per tahun, mengalahkan konsumsi kopi dan teh sebesar Rp 3.000 Triliun per tahun. Market global saat ini dikuasai oleh Belanda 40 persen, Jerman 15 persen, Ekuador 15 persen, Thailand 8 persen, Vietnam 6 persen Singapura 5 persen dan Indonesia 0,08 persen.

Baca juga: Gandeng IPB, Teten Ingin Tanaman Hias Indonesia Jadi Trend Setter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com