Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Listrik Naik, Orang Kaya Akan Kembali Berhemat?

Kompas.com - 04/07/2022, 09:08 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kenaikan tarif listrik untuk golongan orang kaya per 1 Juli 2022 tampaknya akan kembali menekan konsumsi rumah tangga kelas atas. Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan tarif listrik akan berdampak pada daya beli kelompok orang kaya.

Menurut dia, rumah tangga kelas atas yang sudah mulai berbelanja saat pandemi melandai akan menurun. Hal ini karena kenaikan tarif listrik ini mendorong kekhawatiran golongan orang kaya, terkait dengan lonjakan biaya hidup yang akan dirasakan dalam beberapa bulan kedepan.

“Situasi ini akan membuat kelas atas lebih banyak saving. Padahal kelompok 20 persen pengeluaran paling atas berkontribusi sebesar 45,7 persen dari total konsumsi secara nasional (BPS Sept 2021). Imbasnya DPK nasabah kakap akan naik, dan ini sebenarnya kontraproduktif bagi pemulihan ekonomi,” kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Baca juga: Kado Jokowi di Bulan Juli: Kenaikan Tarif Listrik hingga Gaji Ke-13 Cair

Di sisi lain, Bhima menilai kenaikan tarif listrik akan memicu inflasi yang tinggi jika diterapkan pada golongan 3.500 VA ke bawah. Namun, sejauh ini pemerintah menerapkan kenaikan listrik adalah untuk golongan 3.500 VA ke atas, sehingga efeknya pada (konsumsi) golongan kelas bawah tidak berpengaruh.

Kenaikan tarif listrik untuk golongan rumah tangga di atas 3.500 VA sebenarnya efeknya kecil ke konsumsi atau sekitar 3 persen dari total pelanggan PLN,” lanjut Bhima.

Bhima mengatakan, saat ini yang terpenting adalah mendorong beberapa sektor yang terdampak Covid-19 untuk kembali pulih, seperti sektor perhotelan dan restoran misalnya. Dengan demikian pemulihan ekonomi pasca pandemi, bisa berlanjut.

“Sekarang yang terpenting beberapa golongan industri seperti perhotelan, restoran dan rumah tangga dibawah 1.300 VA masih ditahan kenaikan tarif listriknya. Pemerintah harus menambah dulu kompensasi dan subsidi untuk jaga perubahan tarif listrik di golongan yang daya belinya belum solid,” jelas dia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, pemerintah akan berhati-hati dalam mengambil kebijakan yang menyangkut daya beli masyarakat seperti kenaikan tarif listrik. Oleh karenanya, hanya tarif listrik untuk golongan menengah ke atas yang dinaikkan supaya daya beli masyarakat menengah ke bawah tetap terjaga.

"Mengenai kenaikan harga pangan dan energi harus disikapi dengan hati-hati sekali. Ya, kalau lihat dari segmennya menurut kita tidak (berdampak ke inflasi). Kita tetap masih bisa di dalam range yang tadi 3,5-4,5 persen (inflasinya)," ujar Sri Mulyani usai Rapat Banggar DPR RI, Jumat (1/7/2022).

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menilai kenaikan tarif lsitrik bisa mendorong inflasi pada Juli 2022.

“Peningkatan tarif listrik memiliki potensi memacu inflasi di Juli 2022. Biasanya kalau ada peningkatan harga di bulan tersebut, efeknya akan langsung dirasakan pada bulan itu. Nanti besarannya akan dilihat pada rilis bulan depan” kata Margo.

Baca juga: Tarif Listrik Naik per 1 Juli 2022, Ini Cara Turun Daya Listrik PLN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com