Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
E-COMMERCE

Hadir di Pekalongan, Shopee Center Jadi Harapan UMKM Lokal Tingkatkan Pemasaran

Kompas.com - 07/07/2022, 10:13 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comShopee meresmikan Shopee Center di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (6/7/2022). Pusat edukasi ini hadir sebagai dukungan kepada pegiat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal untuk meningkatkan kualitas pemasaran sehingga dapat menjaring lebih banyak pelanggan.

Head of Government Relations Shopee Indonesia Balques Manisang mengatakan bahwa kehadiran Shopee Center Pekalongan merupakan salah satu wujud nyata komitmen #ShopeeAdaUntukUMKM.

“Lewat komitmen jangka panjang itu, kami mendukung dan membawa UMKM lokal naik kelas, khususnya di era digital seperti saat ini. Kami berkomitmen menjadi kawan bagi UMKM lokal dalam setiap perjalanannya. Dengan demikian, mereka bisa berdaya, bertumbuh, dan berdampak bagi sesama,” ujar Balques dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Dalam sambutannya, Balques juga menjelaskan, Shopee Center Pekalongan dilengkapi studio foto serta live streaming yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh pegiat UMKM di Pekalongan dan sekitarnya.

Selain itu, Shopee Center Pekalongan juga dapat menjadi jembatan bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan pelatihan serta pembinaan yang lebih komprehensif di Kampus UMKM Shopee Semarang dan Kampus UMKM Shopee Ekspor Solo, Jawa Tengah.

Untuk diketahui, Pekalongan dinilai sebagai salah satu kota yang berpotensi besar mengembangkan ekosistem digital.

Dengan lebih dari 58.000 UMKM potensi UMKM lokal di Kota dan Kabupaten Pekalongan bisa semakin berkembang dengan jika beradaptasi bersama teknologi digital.

(Baca juga: Program Ekspor Shopee Mudahkan UMKM Solo Jualan Produk ke Luar Negeri)

Namun, bagi sebagian pelaku UMKM di Pekalongan, bermigrasi ke sistem penjualan online merupakan tantangan tersendiri. Salah satunya dirasakan oleh Andi Supriyadi (27).

Pria asal Karangdadap, Kabupaten Pekalongan itu, sebelumnya berdagang celana jeans di salah satu sentra perdagangan besar di Jakarta. Penurunan omzet yang terjadi menjelang 2018 membuat Andi bermigrasi ke platform online.

“Penjualan mulai sepi pada 2017. Sebagian pelanggan membayar menggunakan giro. Dalam satu bulan, setidaknya ada lima pembeli yang membayar dengan sistem tempo selama 5 bulan. Sayang, terkadang mereka terlambat, bahkan tidak membayar,” jelas Andi.

Dia menuturkan, keadaan tersebut diperparah saat pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat Andi harus menutup usahanya akibat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Pada akhirnya, Andi memutuskan kembali pulang ke kampung halaman di Pekalongan. Dia pun bangkit dengan memulai bisnis online bernama Inndenim yang dijual melalui e-commerce Shopee.

Andi Supriyadi, pemilik toko online Inndenim asal Kabupaten Pekalongan yang berhasil beradaptasi dengan metode penjualan onlineFoto Istimewa Andi Supriyadi, pemilik toko online Inndenim asal Kabupaten Pekalongan yang berhasil beradaptasi dengan metode penjualan online

Pemuda milennial itu langsung tancap gas untuk bisa beradaptasi dengan sistem penjualan online. Andi langsung mencoba berbagai macam fitur, seperti diskon dan promo gratis ongkos kirim (ongkir). Penjualan toko Inndenim pada tahun pertama pun melesat.

“Pada awalnya, penjualan online berkembang pesat karena belum banyak pesaing. Bahkan, pada tahun pertama, omzet yang didapat di Shopee mendekati omzet yang didapat dari berjualan di toko,” ujar Andi

Melalui Shopee, pemasaran produk jeans milik Inndenim merambah ke seluruh Indonesia, bahkan hingga negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com