Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkas Emisi, Freeport Bakal Manfaatkan LNG

Kompas.com - 07/07/2022, 13:48 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan tambang PT Freeport Indonesia atau PTFI mengatakan terus berupaya menurunkan emisi yang dihasilkan dari proses operasionalnya.

Ada beberapa cara yang akan dilakukan Freeport, salah satunya yaitu rencana mengganti bahan bakar pembangkit listrik dari batu bara dengan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).

"Jika kami berhasil menganti tenaga batu bara dengan LNG, otomatis kami bisa mencapai (pengurangan emisi) sekitar 50 persen," kata VP Enviromental PT Freeport Indonesia Gesang Setiadi dalam webinar Bincang Dua Puluh: Misi Berkelanjutan melalui Penurunan Emisi yang diselenggarakan Harian Kompas, Kamis (7/7/2022),

Gesang mengatakan Freeport memiliki 3 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan bakar batu bara. Adapun kapasitas masing–masing PLTU tersebut sebesar 65 mega watt, atau totalnya mencapai 195 mega watt.

Sebenarnya kata dia, Freeport mendapatkan izin untuk menambah PLTU. Namun Freeport memilih untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan kapasitas 128 mega watt.

PLTMG tersebut bisa dioperasikan dengan bahan bakar bio diesel 30 persen atau menggunakan LNG.

Baca juga: Ungkap Kendala Proyek LRT Jabodebek, Dirut PT KAI: Desainnya Sudah Enggak Benar dari Awal...

"Jadi dengan pengoperasian dari batu bara ke LNG tentunya akan mengurangi emisi secara signifikan," kata Gesang.

"Kami juga melakukan kajian-kajian untuk mengganti 3 unit PLTU batu bara menjadi LNG sepenuhnya. Kalau itu bisa dilaksanakan dan rencananya akan dilakukan tahun 2026–2027,  itu bisa mengurangi emisi 50 persen,” kata Gesang.

Selain itu, Freeport sudah beralih dari pertambangan terbuka menjadi pertambangan bawah tanah sejak tahun 2020. Implikasinya, perusahaan tidak lagi banyak menggunakan haul truck besar.

“Itu kita tidak operasikan lagi, atau kita operasikan tapi terbatas untuk kegiatan di area tersebut. Sebagian besar sekarang kegiaan operasionalnya di bawah tanah kami gunakan kereta api listrik yang bisa mengurangi emisi sekitar 80.000 metrik ton per tahun, atau setara dengan operasional 50-60 howl truck,” ujar dia.

Freeport memiliki target penurunan emisi 30 persen pada 2030. Saat ini kata Gesang, Freeport sudah mengurangi emisi sebesar 22 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018 dan 26 persen jika dibandingkan dengan 2016.

Baca juga: Dorong Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, Kemenperin Dukung Pengembangan Kendaraan Euro 4

Sementara itu, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengurangan emisi karbon terus dilakukan. Ia juga menilai terdapat potensi PLTA untuk mendorong efisiensi, namun untuk biaya pembangunannya tidak murah, dan masa penggunaannya juga relatif singkat.

“Potensi PLTA itu ada, tapi untuk membangunnya kan butuh waktu 5–7 tahun, dan kami hanya beroperasi sampai 2041 saja, jadi keekonomiannya jauh. Kalau sudah selesai bangun, cuma dipakai 10 tahun, hitungannya juga tidak masuk. Tapi komitmen PTFI untuk menurunkan emisi karbon ke depannya bisa 50 persen akan terus kita laksanakan,” ungkap Tony.

Baca juga: Luhut Minta Chevron Percepat Implementasi Bisnis Emisi Rendah Karbon di IKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com