Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Abenomics, Warisan Shinzo Abe yang Selamatkan Ekonomi Jepang

Kompas.com - 09/07/2022, 07:36 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Eks Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meninggal dunia pada Jumat, 8 Juli 2022. Dia menghembuskan napas terakhir akibat ditembak saat sedang melakukan pidato kampanye untuk politikus lokal di Kota Nara, 500 km dari Tokyo.

Shinzo Abe wafat di usia ke-67 tahun. Ia tercatat, sebagai PM Jepang selama 4 periode, terlama dalam sejarah Negeri Sakura.

Shinzo Abe dilantik pada 26 Desember 2012 dan kemudian mundur dari jabatannya pada tahun 2020 karena sakit usus yang sudah lama dideritanya.

Shinzo Abe meninggalkan sejumlah kebijakan penting bagi negaranya, salah satunya kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai Abenomics.

Baca juga: Jokowi Bandingkan Harga BBM RI dengan Singapura hingga Jerman

Dikutip dari situs resmi pemerintah Jepang, Japan.go.jp, Abenomics merujuk pada paket kebijakan komprehensif yang diluncurkan Shinzo Abe sejak berkuasa pada akhir 2012 hingga 2020.

Tujuan dari paket kebijakan tersebut adalah menghidupkan kembali ekonomi Jepang dari deflasi selama dua dekade, sambil mempertahankan disiplin fiskal.

Selama puluhan tahun, pertumbuhan ekonomi Jepang sangat stagnan. Hal ini diakibatkan karena jumlah penduduk yang terus berkurang dan secara bersamaan populasi penduduk usia produktif juga mengalami penyusutan.

Masalah ekonomi Jepang yang stagnan mulai terasa di dekade 1990-an. Misalnya kala itu karena ekonomi terlalu stagnan, nilai aset properti anjlok, membuatnya mulai banyak bangunan tak berpenghuni di Jepang.

Baca juga: Sisi Kelam Ukraina: Bisnis Surogasi Rahim atau Pabrik Bayi

Secara garis besar, kebijakan Abenomics melibatkan peningkatan jumlah uang yang beredar negara, meningkatkan pengeluaran pemerintah, dan memberlakukan reformasi untuk membuat ekonomi Jepang lebih kompetitif.

Lewat kebijakan Abenomics, Shinzo Abe berhasil membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi Jepang. Bahkan mengantarkan negeri sakura itu ke posisi yang lebih kuat sebelum guncangan pandemi Covid-19.

Semasa pemerintahan Shinzo Abe, Jepang mencetak mata uang tambahan untuk membuat ekspor Jepang lebih menarik dan menghasilkan inflasi yang moderat sekitar 2 persen.

Bahkan melalui Bank of Japan (BOJ), dilakukan pelonggaran moneter skala besar guna mendorong harga saham dan melemahkan yen, membantu perusahaan Jepang yang bergantung pada ekspor untuk memperluas keuntungan mereka.

Baca juga: Dunia Krisis Pangan, Jokowi Minta Pekarangan Kosong Ditanami

Program Shinzo Abe lainnya dalam Abenomic yakni pengeluaran pemerintah untuk merangsang permintaan dan konsumsi, baik untuk merangsang pertumbuhan jangka pendek maupun mencapai surplus anggaran dalam jangka panjang.

Shinzo Abe juga melakukan reformasi berbagai peraturan. Hal ini dilakukan guna mendorong industri Jepang lebih kompetitif dan untuk mendorong investasi di dan dari sektor swasta.

Reformasi Abenomics dari Shinzo Abe bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan memotong birokrasi dan pajak perusahaan, serta memperluas angkatan kerja negara yang menua dengan cepat. Hal itu dilakukan dengan mendorong partisipasi lebih banyak wanita, manula, dan imigran dalam angkatan kerja.

Beberapa kebijakan Shinzo Abe melalui Abenomic seperti pelonggaran pembatasan pekerja asing di zona khusus, pelonggaran perusahaan mengurangi karyawan, berbagai kemudahan investasi.

Baca juga: Jokowi Tanya soal Harga BBM: Kalau Naik, Setuju?

Masih merujuk pada laman resmi pemerintah Jepang, Abenomics sukses meningkatkan GDP Jepang sebesar 451 miliar dollar AS, meningkatkan jumlah pekerja wanita hingga 4,4 juta pekerja, dan pendapatan (sebelum pajak) perusahaan-perusahaan di Jepang naik 385 miliar dollar AS.

Melalui Abenomics pula, Shinzo Abe berhasil menurunkan angka pengangguran di Jepang hanya sebesar 2,4 persen, investasi properti naik 151 miliar dollar AS, dan penerimaan pajak meningkat sebesar 149 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com