KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Character Building Assessment & Training EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

Seni Bertanya

Kompas.com - 09/07/2022, 08:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAAT ini, anak-anak sekolah dasar (SD) sudah diajari cara mengajukan pertanyaan guna mendorong mereka mencari tahu lebih dalam. Bahkan, nilai dan bobot khusus diberikan untuk keterampilan tersebut. Hal ini dilakukan karena keterampilan bertanya akan berguna dalam dunia kerja.

Dalam pelbagai acara seminar, baik pembicara dari dalam maupun luar negeri kerap mengeluhkan jumlah pertanyaan yang minim dari peserta. Terkadang, ada peserta yang mengajukan pertanyaan bernada memojokkan ketika ia merasa pembicara menyampaikan pandangan keliru. Hal ini justru membuat situasi memanas.

Padahal, banyak pekerjaan yang menjadikan keterampilan bertanya sebagai salah satu faktor penentu dalam profesi. Dokter, misalnya, harus dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan jitu lewat anamnesis agar dapat memahami kondisi pasien dengan tepat.

Begitu pula dengan wartawan, litigator, dan ahli hukum. Mereka harus cerdik dalam mengajukan pertanyaan sehingga dapat mengidentifikasi informasi dari lawan bicaranya dan mendapatkan data yang sesungguhnya.

Dalam situasi bisnis sehari-hari pun, individu yang memiliki kejelian dalam mengajukan pertanyaan biasanya memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan negosiasi. Pasalnya, ia dapat “membaca” bargaining position dari lawan bicara.

Itu berarti, keterampilan bertanya harus dikuasai dalam kehidupan profesional. Bayangkan, betapa merugikan bila keterampilan tersebut tidak dikuasai dengan baik.

Bayangkan juga berapa banyak kekeliruan dalam diagnosis dan analisis yang mungkin terjadi hanya karena individu bersangkutan tidak tajam dalam mengajukan pertanyaan dan terlalu dini menarik kesimpulan.

Bagi sebagian orang, bertanya adalah suatu hal yang mudah. Sebab, ada orang yang memang dilahirkan “kepo”, yakni istilah anak sekarang untuk orang yang selalu ingin tahu.

Mereka dengan lancar mengajukan pertanyaan mendalam, bahkan secara cepat dapat melihat celah dari potongan yang tidak sesuai sehingga pandai menggali lagi dengan pertanyaan lain. Sayangnya, kemampuan tersebut tidak dimiliki banyak orang.

Meski begitu, keterampilan bertanya sebenarnya bisa dilatih. Dengan berlatih, inteligensi emosi untuk mengajukan pertanyaan semakin terasah. Kemampuan mendalami suatu masalah pun semakin baik.

Bertanya sama dengan melepas ego

Dalam buku klasik berjudul How to Win Friends and Influence People yang dipublikasikan pada 1936, sang penulis Dale Carnegie memberikan nasihat singkat, “be a good listener”. Lantas, apa hubungannya bertanya dan mendengar?

Mendengar bisa menjadi aktivitas yang sangat pasif ketika kita hanya menerima apa yang disampaikan lawan bicara.

Namun, jika informasi yang disampaikan lawan bicara didengar dan diolah dengan baik, akan timbul pertanyaan-pertanyaan untuk menggali atau sekadar klarifikasi.

Respons tersebut menjadi tanda bahwa kita sungguh-sungguh memahami situasi sesuai kacamata lawan bicara. Sebab, orang yang tidak benar-benar mendengar biasanya akan sulit untuk mengajukan pertanyaan.

Eileen Rachman.Dok. EXPERD Eileen Rachman.

Apa yang menyebabkan orang sulit mengajukan pertanyaan? Sifat egosentris, jawabannya. Orang dengan sifat ini akan berorientasi pada diri, pikiran, kisah, pengalaman, nilai, dan ide-idenya sendiri. Karena itu, ia tidak berusaha untuk mengajukan pertanyaan yang berfokus pada teman bicaranya.

Selain itu, ketidakmampuan dalam bertanya juga bisa disebabkan oleh sikap apatis. Ia tidak berminat pada manusia lain, cenderung merasa lawan bicaranya membosankan, dan merasa bahwa obrolan itu hanya buang-buang waktu.

Banyak juga yang sangat percaya diri bahwa apa yang mereka ketahui sudah cukup sehingga tidak membutuhkan informasi lain dari lawan bicara. Tanya jawab pun tidak menjadi ajang pengayaan pengetahuan.

Namun, ada juga orang yang tidak percaya diri dan ragu mengajukan pertanyaan. Lebih tepatnya, mereka takut terlihat bodoh. Dalam hal ini, kita perlu mengingatkan diri bahwa teknik bertanya bisa dikembangkan.

Teknik bertanya

Para ahli menyatakan, the first step in becoming a better questioner is simply to ask more questions. Jadi, kuantitas pertanyaan menentukan kesuksesan seseorang dalam mencari informasi ataupun membina hubungan.

Pada tahap selanjutnya, tipe pertanyaan, nada, urutan, dan penyusunan konteksnya menentukan kualitas hasil pertanyaan.

Tidak semua pertanyaan mendapatkan hasil sama. Mengajukan pertanyaan, seperti “Apa kabar?”, pada kenalan akan terdengar basa-basi bila tidak ditindaklanjuti dengan pertanyaan penggali yang lebih dalam.

Namun, bila pertanyaan diganti menjadi “Bagaimana kabar putra Anda yang sedang dirawat?”, ini menunjukkan kita mendengarkan ceritanya dalam pertemuan sebelumnya.

Begitu juga dalam wawancara, kita dapat melakukan probing. Contohnya, “Tadi Anda menyebutkan situasi toksik, apa maksudnya dan bagaimana suasananya?”.

Dengan mengajukan pertanyaan penggali seperti itu, lawan bicara akan merasa lebih didengar dan dihargai. Mereka juga akan merasa bahwa kita benar-benar tulus ingin tahu lebih jauh.

Walaupun dalam beberapa situasi pertanyaan close ended yang sekadar bisa dijawab dengan “ya” dan “tidak” dibutuhkan, sebaiknya pertanyaan ini tidak digunakan.

Banyak orang mengenal konsep pertanyaan 5W+1H atau when, where, who, what, dan why, serta how. Pengaplikasian rumus ini akan membuka percakapan dengan lebih informatif.

Pertanyaan yang didahului 4W pertama adalah pertanyaan faktual untuk menggali gambaran situasi agar lebih jelas. Lalu, how untuk mencari tahu mengenai proses agar kita bisa melihat hubungan satu kejadian dengan kejadian lain. Sementara, why untuk menggali lebih dalam alasan di balik kondisi faktual tersebut.

Nada suara juga sangat memengaruhi kualitas pembicaraan. Usahakan ajukan pertanyaan tanpa membuat orang lain merasa terintimidasi.

Albert Einstein mengatakan, question everything. Ungkapan tua ini tetap berlaku sampai sekarang. Kreativitas personal dan inovasi organisasi hanya didapat kalau kita bisa memperoleh informasi yang baru.

Tanya jawab yang intens akan memperdalam dan meningkatkan mutu hubungan interpersonal. Sustained personal engagement and motivation—in our lives as well as our work—require that we are always mindful of the transformative joy of asking and answering questions.

 

 


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com