Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Pangan dan BBM Non Subsidi Bisa Pacu Inflasi RI Mencapai 4,6 Persen di Juli 2022

Kompas.com - 14/07/2022, 10:05 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, selain dari komponen kenaikan harga pangan dan kenaikan harga BBM non subsidi yang diberlakukan PT Pertamina (Persero) akhir pekan lalu bisa mendorong inflasi Indonesia pada bulan Juli 2022.

“(Kenaikan) inflasi akan terlihat di bulan Juli 2022, meskipun dari kenaikan harga BBM non subsidi memiliki porsi yang kecil dibandingkan total konsumsi BBM, tetapi BBM non subsidi juga punya andil terhadap inflasi,” kata Bhima kepada Kompas.com, Kamis (14/7/2022),

Menurut Bhima, kenaikan harga–harga kebutuhan yang terjadi belakangan ini bisa mendorong kenaikan inflasi dari 4,35 persen di bulan Juni 2022, menjadi 4,6 persen di bulan Juli 2022. Proyeksi tersebut menurut Bhima merupakan gabungan dari kenaikan harga yang diatur pemerintah atau administered prices.

Baca juga: Tertinggi dalam 40 Tahun Terakhir, Inflasi AS Capai 9,1 Persen

“Kombinasi dari harga pangan dan harga yang diatur pemerintah bisa mendorong inflasi. Prediksi inflasi di bulan Juli 2022, bisa mencapai 4,6 persen, secara tahunan lebih tinggi daripada Juni 2022 lalu 4,35 persen,” jelasnya.

Pada akhir pekan lalu, Pertamina mengumumkan kenaikan harga BBM non subsidi jenis Pertamax Turbo, Dex Series, dan LPG Non Subsidi. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kenaikan harga BBM non subsidi dilakukan menyesuaikan dengan harga pasar.

Pertamax Turbo kini dihargai Rp 16-200 hingga Rp 16.900 per liter di seluruh SPBU di Indonesia, sementara itu, Pertamina Dex dibandrol seharga Rp 16.500 hingga Rp 17.200 per liter. Untuk elpiji non subsidi atau ukuran 12 kg, juga mengalami kenaikan Rp 2.000 per kg. Pada April 2022 lalu, Pertamina juga telah menyesuaikan harga Pertamax menjadi Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 per liter.

“Jadi itu disesuaikan dengan formula yang dikeluaran oleh Kementerian ESDM, dan secara berkala, jika harga minyak dunia yang terefleksi dari Indonesia Crude Price atau ICP, maka dengan format tersebut harga BBM non subsidi memang dinaikkan,” jelas Nicke saat berbincang dalam Economic Challenges - Bom Waktu Subsidi BBM di Metrotvnews, Selasa (12/7/2022).

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Turun Tipis Ditengah Lonjakan Inflasi AS 9,1 Persen

Sementara itu, berdasarkan situs harga pangan Kementerian Perdagangan Rabu (13/7/2022), terjadi kenaikan harga beberapa bahan pokok penyumbang inflasi seperti telur ayam naik 0,34 persen menjadi Rp 29.300 per kg, dibandingkan pekan sebelumnya Rp 29.200 per kg.

Demikian juga dengan harga cabai merah besar yang melonjak 9,07 persen dari Rp 77.200 per kg pada minggu lalu, menjadi Rp 84.200 per kg. Harga cabe merah keriting juga melesat 9,15 persen dari Rp 78.700 per kg pekan lalu, menjadi Rp 85.900 per kg.

Harga bawang merah naik 2,7 persen dari Rp 61.900 per kg menjadi Rp 63.600 per kg, dan bawang putih naik 1,1 persen dari Rp 27.200 per kg, menjadi Rp 27.500 per kg. Harga telur ayam di tingkat peternak juga melonjak 4,4 persen dari Rp 24.590 pada 6 Juni 2022, menjdai Rp 25.676 per kg pada hari ini. Namun untuk harga minyak goreng, baik kemasan maupun curah mengalami penurunan dalam sepekan.

Inflasi bisa terjadi, dibarengi dengan kenaikan elpiji (ukuran 12 kg), dan harga pangan yang masih cukup tinggi di bulan Juli ini,” tegas Bhima.

Baca juga: Dilema Ekonomi RI: Mulai Pulih dari Pandemi, Malah Diadang Inflasi dan Pelemahan Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com