Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Cepat Tak Sampai Kota Bandung, Kira-kira yang Minat Banyak?

Kompas.com - Diperbarui 17/07/2022, 11:37 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kereta Cepat Jakarta Bandung terus menuai polemik. Proyek ini sendiri sebenarnya sudah memanen kritik sejak perencanaan dan penunjukan China yang menyisihkan Jepang.

Bahkan, Ignasius Jonan yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, secara terang-terangan menyatakan keberatan soal pembangunan kereta cepat penghubung dua kota tersebut.

Kritik semakin meluas setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan menggelontorkan duit APBN Rp 4,3 triliun untuk mendanai proyek kerja sama yang sebagian besar didanai utang tersebut.

Banyak masyarakat yang kecewa dengan janji Presiden Jokowi yang sebelumnya berulangkali berikrar tidak akan menggunakan uang rakyat sepeser pun. Proyek tersebut juga sebelumnya diklaim tidak akan dijamin pemerintah.

Baca juga: Garuda yang Diistimewakan dan Pesawat Wajib PNS saat Perjalanan Dinas

Belum lagi, biaya konstruksi yang ternyata membengkak hingga puluhan triliun rupiah. Target operasionalnya pun molor dan direvisi beberapa kali.

Selain pendanaan lewat APBN, kritik lainnya yakni terkait jarak Jakarta Bandung yang relatif dekat, hanya sekitar 150 kilometer, sehingga dinilai akan membuat kecepatan kereta cepat kurang maksimal.

Transportasi Jakarta dan Bandung selama ini sudah dianggap baik dengan keberadaan jalan arteri yang memadai, Tol Cipularang, serta sudah dilayani kereta reguler KA Argo Parahyangan.

Tak sampai Kota Bandung

Seperti diketahui, meski bernama Kereta Cepat Jakarta Bandung, kereta ini sejatinya tak menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Bandung.

Baca juga: Kilas Balik Kereta Cepat, Bolak-balik Ditolak Jonan saat Jadi Menhub

Ini karena lokasi stasiun kereta berada di Tegalluar yang masuk Kabupaten Bandung, dan Stasiun Padalarang yang merupakan wilayah Kabupaten Bandung Barat. Di lini masa, warganet kerap mempelesetkan Kereta Cepat Jakarta Bandung sebagai Kereta Cepat Halim Padalarang.

Baik Padalarang maupun Tegalluar, merupakan wilayah pinggiran atau daerah penyangga Kota Bandung. Untuk menuju pusat Kota Bandung dari kedua wilayah tersebut, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit, itu pun jika jalanan lenggang alias tanpa macet. Jika jalanan macet, tentulah membutuhkan waktu lebih lama.

Alternatif lainnya, penumpang kereta cepat tujuan Bandung bisa turun di Stasiun Padalarang lalu berjalan kaki menuju Stasiun KA Padalarang untuk kemudian berganti moda ke KA reguler, yakni KA feeder yang dioperasikan PT KAI untuk mengantar hingga Stasiun Bandung.

Klaim KCIC

Dilansir dari Antara, Presiden Direktur KCIC Dwiyana Slamet Riyadi dalam pernyataan di Jakarta, mengatakan potensi penumpang tetap ada karena Jakarta menjadi pusat ekonomi, bisnis, dan perdagangan, yang ramai dikunjungi masyarakat. Harga tiket dipatok di kisaran Rp 350.000 sekali jalan. 

Baca juga: Keruwetan Kereta Cepat dan Sikap Keberatan Jonan saat Jadi Menhub

Selain itu, menurut dia, kereta cepat ini akan melalui daerah industri yang sedang tumbuh di sepanjang jalur Jakarta-Bandung. Bahkan, penumpang akan tetap tinggi meski ada realisasi pemindahan ibu kota ke Kalimantan. 

"Pemindahan IKN tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penumpang mengingat Kota Jakarta masih tetap menjadi kota perdagangan utama dan akan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya," ujarnya.

Ia juga memaparkan hasil riset Polar UI pada 2021 mengenai potensi penumpang dari kereta cepat yang diperkirakan bisa mengangkut 30.000 penumpang harian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com