Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pangan Hantui Dunia, Bagaimana Ketersediaan Bahan Makanan di Indonesia?

Kompas.com - 15/07/2022, 18:44 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ancaman krisis pangan kian nyata dan menghantui banyak negara di dunia. Hal itu disebabkan tersendatnya rantai pasokan akibat perang Rusia-Ukraina. Lantas bagaimana dengan ketersediaan bahan makanan di Indonesia?

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan ketersediaan pangan strategis di Indonesia dalam kondisi aman di tengah krisis pangan dunia. Bahkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan beberapa komoditas pangan strategis Indonesia dalam kondisi surplus.

“Seperti jagung dan telur saat ini kita surplus. Sehingga kalau gudang penuh ini peluang untuk ekspor. Harus kita jaga di hilir untuk item-item yang sudah banyak produknya,” ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (15/7/2022).

Baca juga: Luhut soal Potensi Resesi: Ekonomi RI Salah Satu yang Terbaik di Dunia

Berdasarkan data yang diolah Badan Pangan Nasional, stok jagung diperkirakan surplus sekitar 2,8 juta ton dan telur ayam 615.000 ton hingga akhir 2022.

Selain itu, beras dan daging ayam juga mengalami surplus masing-masing 7,5 juta ton dan 903.000 ton.

Arief mengatakan, sebelumnya ia bersama Kementerian Pertanian telah melepas ekspor unggas ke Singapura. Hal itu menandakan ketersediaan pangan di Indonesia sudah cukup.

Beberapa negara dari timur tengah bahkan meminta Indonesia berkontribusi memenuhi kebutuhan pangan mereka. Ia menegaskan, saat ini pemerintah Indonesia secara serius tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman krisis pangan dunia.

Untuk itu, guna menjamin cadangan pangan dalam negeri, diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders pusat dan daerah, sektor usaha, lembaga, serta kementerian terkait.

Baca juga: Ekspor CPO RI Anjlok 68 Persen pada Mei 2022, Ini Penyebabnya

Lebih lanjut Arief mengatakan untuk memperkuat kolaborasi, Badan Pangan Nasional telah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Pangan Nasional yang dihadiri Kepala Dinas dan Perwakilan Dinas Urusan Pangan dari 514 kabupatan atau kota dan 37 provinsi.

Rakor ini merupakan kesempatan untuk memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam kerangka pembangunan pangan.

Arief berpesan kepada seluruh dinas pangan untuk membangun sinergi dengan pihak-pihak terkait seperti kementerian/lembaga, BUMN, BUMD, akademisi, asosiasi, dan para pelaku usaha pangan.

Arief juga meminta agar seluruh dinas pangan untuk membangun sub-ekosistem pangan yang sehat dan kuat di daerahnya masing-masing dari hulu hingga hilir, sehingga turut berkontribusi dalam penguatan kemandirian pangan nasional.

"Kami akan bangun ekosistem pangan dari pusat hingga daerah melalui sistem informasi pangan yang terintegrasi baik on farm maupun off farm sehingga pengambilan kebijakan pun dapat dilakukan secara cepat dan komprehensif," pungkasnya.

Baca juga: Ramalan Sri Mulyani, Krisis Pangan Dunia Kian Memburuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com