Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Dana Hibah Persiapan Pandemi FIF Terkumpul 1,28 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 17/07/2022, 11:39 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Dana hibah untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) pandemi dalam Financial Intermediary Fund (FIF) telah terkumpul 1,28 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,2 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dana patungan ini merupakan bukti komitmen dari negara-negara dan lembaga agar dunia dapat bersiap menghadapi pandemi di masa depan.

Dengan demikian, dampak yang dirasakan oleh negara-negara di dunia tidak separah yang terjadi saat ini sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

"Dalam pertemuan (FMCBG) 2 hari ini kita juga bahkan menerima lebih banyak dukungan, bukan saja dalam ide yang kita dapatkan tapi kontribusi 1,28 miliar dollar AS," ujarnya saat konferensi pers G20 FMCBG ketiga di Bali, Sabtu (16/7/2022).

Baca juga: Sri Mulyani: 276 Juta Orang di Dunia Hadapi Kerawanan Pangan Akut, Imbas Pandemi dan Perang

Adapun FIF merupakan pengelolaan dana yang berada di bawah pengawasan Bank Dunia (World Bank) dan panduan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meski dana sudah terkumpul sebanyak itu, G20 dan negara serta lembaga yang berkontribusi masih perlu menentukan tata kelola dana, pembiayaan, dan pendanaan untuk dukungan persiapan pandemi.

"Kita masih akan terus bicara dan diskusikan tentang tata kelola dan bagaimana kebijakan terkait pembiayaan, pendanaan untuk berikan dukungan untuk penangan persiapan pandemi," ucapnya.

Dana PPR pandemi 1,28 miliar dollar AS ini termasuk kontribusi dari Indonesia sebesar 50 juta dollar AS dan Amerika Serikat 450 juta dollar AS. Lalu Uni Eropa, Jerman, Singapura, Inggris, Wellcome Trust, Bill Gates Foundation, Italia, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Korea Selatan.

Diberitakan sebelumnya, sejak awal pembentukannya, Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20 telah mendiskusikan lebih lanjut tentang FIF, yang sebelumnya sudah dikenalkan di tahun 2021 saat kepemimpinan Italia dalam Presidensi G20.

Nantinya FIF akan membangun arsitektur kesehatan global untuk PPR, sesuai konteks Peraturan Kesehatan Internasional (IHR 2005), dengan peran sentral WHO dalam pengawasan dan teknis.

Adapun tujuan FIF adalah memberikan bantuan pendanaan untuk menutup jurang PPR pandemi, sekaligus meningkatkan kapasitas negara-negara di bidang surveilans kesehatan, sistem laboratorium, tenaga kerja kesehatan, manajemen dan komunikasi kegawat daruratan, serta keterlibatan komunitas.

FIF juga bisa membantu memperkuat kapasitas ketahanan kesehatan secara regional maupun global, dengan cara memperkuat fasilitas berbagai data, penyelarasan peraturan, hingga pengembangan, pembelian, distribusi, dan penyaluran alat dan bantuan kesehatan.

Dana akan bersifat inklusif dan bisa diakses oleh negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Targetnya FIF bisa diluncurkan pada Musim Gugur 2022.

Dana tersebut akan digunakan untuk memberikan tambahan sumber daya dan insentif bagi negara-negara untuk PPR pandemi, memperkuat kerja sama dengan para mitra, serta berguna sebagai platform untuk advokasi.

Baca juga: AS Hibahkan 450 Juta Dollar AS untuk Dana Pencegahan Pandemi Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com