Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Membangun Desa Perikanan Cerdas di Indonesia

Kompas.com - 21/07/2022, 17:42 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Smart Fisheries Village alias desa perikanan cerdas ingin membuat ekonomi tumbuh, masyarakat bekerja, dan lingkungan yang lestari berbasis digital.

Kepala Balai Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BRSDKP) I Nyoman Radiarta mengatakan, dalam pengembangan Smart Fisheries Village pihaknya telah bekerja sama dengan banyak pihak misalnya kementerian lain, BUMN, pihak swasta, dan pemerintah daerah.

"Beberapa pihak yang telah menjalin kerja sama dengan kami untuk mengembangkan Smart Fisheries Village antara lain Kementerian Desa PDTT, Startup Minapoli, XL Axiata, Telkom Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pemerintah daerah, dan berbagai universitas," kata dia dalam dalam Bincang Bahari, Kamis (21/7/2022).

Baca juga: Manfaat Program Desa Perikanan Cerdas bagi Masyarakat

Menanggapi hal tersebut, Direktur Perencanaan Teknis, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah dan Transmigrasi Dewi Yuliani mengatakan, ilmu pengetahuan berbasis aplikasi dapat menjadi salah satu cara untuk mempercepat pembangunan di desa dan perdesaan.

"Kami punya tantangan dalam membangun desa, misalnya rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), infrastruktur yang kurang memadai, juga akses permodalan usaha masih membayangi. Kami berharap strategi yang nanti ditempuh dapat jadi solusi untuk permasalahan nelayan di desa peisir," urai dia.

Sementara itu, Asistance VP Division of Small Business and Programs BNI Chandra Bagus Sulistyo mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan KKP untuk mengatasi kesulitan mendapatkan akses pembiayaan bagi nelayan di pinggiran.

"Kita tahu bahwa di sekitar kampung nelayan tersebut ada ibu-ibu nelayan yang notabene mereka bisa kita kembangkan untuk kewirausahaannya," ucap dia.

Ia menjelaskan, BNI memiliki beberapa program dengan KKP, pada klaster kelautan dan perikanan misalnya klaster pengelolaan ikan, klaster garam rakyat, klaster perikanan tangkap, dan budidaya udang.

Kedua, pihaknya melakukan kerja sama dengan startup perikanan untuk membentuk ekosistem digital sektor kelautan dan perikanan.

Sedangkan, Tribe Leader Aquaculture & Fisheries Telkom Indonesia Ahmad Rosadi Djakarsih menuturkan, pihaknya memiliki inisiatif untuk mendukung SMART Fisheries Village.

"Pertama kami ada Smart Village Nusantara, sudah sejak 2021 target di 2022 ini ada 400 kampung yang sudah mengimplementasikan smart villages. Sementara yang sudah kompit ada 6 desa dan sisanya itu tahapan implementasinya berbeda-beda," kata dia.

Baca juga: KKP Boyong Produk Perikanan Indonesia sampai ke 138 Negara

Ia menambahkan, sejak tahun 2021 pihaknya membuat solusi untuk ekosistem perikanan baik untuk ikan budidaya ataupun ikan tangkap.

Adapun solusi yang ditawarkan mulai dair penyediaan benih, pakan, penyediaan sarana berlayar, proses produksi, panen, dan hilirisasi.

"Di titik-titik tersebut, kalau memang butuh pendanaan, kami siap menghubungkan dengan pendanaan," terang dia.

Djakarsih menjelaskan, saat ini pihaknya telah hadir di 8 lokasi kampung budidaya. "Tentunya dengan adanya perjanjian dengan KKP ini kami akan masuk lebih dalam lagi," tandas dia.

Baca juga: Kembangkan Desa Perikanan Cerdas, KKP Gandeng FAO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com