Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Nilai Langkah BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Sudah Tepat

Kompas.com - 22/07/2022, 07:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan dinilai tepat waktu, tepat sasaran dan tepat takaran.

Ekonom dan Co-Founder dan Dewan Pakar Institute of Social, Economics and Digital (ISED) Ryan Kiryanto mengatakan, keputusan ini dinilai dapat menjaga stabilitas rupiah, mengendalikan inflasi, dan menjaga momentum pertumbuhan.

"Keputusan RDG BI yg hari ini mempertahankan BI7DRRR tetap 3,5 persen dengan lending dan deposit facility yang juga tetap dipertahankan, menurut saya itu langkah yang tepat," ujar Ryan melalui keterangan tertulis, Kamis (21/7/2022).

Baca juga: Suku Bunga BI Masih di Level Terendah, Bagaimana Proyeksi Pergerakan IHSG Hari Ini?

Dengan demikian, kata Ryan, kebijakan ini dinilai sebagai kebijakan yang cermat dan terukur di tengah tekanan eksternal yang kuat akibat dampak perang di Ukraina, disrupsi rantai pasokan global, global stagflation, dan lonjakan inflasi dunia sedang membayangi perekonomian Indonesia.

Di sisi lain, volatilitas rupiah yang datar, inflasi inti yang masih terjaga, cadangan devisa yang kuat, dan surplus neraca dagang yang secara konsisten didukung tingginya harga komoditas ekspor.

Baca juga: Risiko Stagflasi, BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tahun Ini Jadi 2,9 Persen

Kondisi tersebut menjadi salah satu pertimbangan BI untuk tidak mengubah orientasi atau stance kebijakan moneternya yang dovish.

Padahal di saat yang sama, stance kebijakan bank-bank sentral negara lain seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Eropa, Inggris, Australia, hingga Kanada condong hawkish atau ketat di mana suku bunga acuan dinaikkan mengikuti inflasinya karena spiritnya pro stabilitas.

"Stance kebijakan moneter BI masih dovish atau pro-growth," kata Ryan.

Baca juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50 Persen

Selain itu menurutnya, pasar tidak perlu khawatir karena BI telah berjanji akan selalu memantau perkembangan pasar dan perekonomian global maupun domestik.

Sikap BI tersebut tentu diharapkan dapat meningkatkan kepercayaam pasar di tengah kondisi ketidakstabilan ekonomi global.

"(BI) memberikan garansi bahwa bank sentral selalu ada di pasar dan kebijakannya ahead the curve (antisipatif dan preemptive) dan ini meningkatkan kepercayaan pasar," tukasnya.

Baca juga: Pertahankan Suku Bunga, Ini Strategi BI Meredam Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com