Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurus Bos Bulog Hadapi Krisis Pangan

Kompas.com - 22/07/2022, 09:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu krisis pangan terus mencuat menyusul adanya perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, meskipun kondisi pangan nasional aman yang terlihat dari adanya produksi pertanian Indonesia yang surplus, Indonesia tetap harus menjaga ketahanan pangannya.

"Pak Presiden ulangi lagi, kita 3 tahun sudah tidak impor (beras). Tapi bukan terus kita terlena. Maka kita harus tetap menjaga ketahanan pangan kita," ujar Budi Waseso saat mengunjungi langsung MRMP yang berlokasi di Kendal, Kamis (21/7/2022).

Oleh sebab itu, dirinya mendorong gerakan diversifikasi pangan.

Baca juga: Krisis Pangan Hantui Dunia, Bagaimana Ketersediaan Bahan Makanan di Indonesia?

Menurut Buwas, sapaannya, gerakan diversifikasi pangan perlu dilakukan untuk menciptakan kemandirian pangan.

"Presiden ingatkan semua bahwa pengaruh global pangan ini harus diwaspadai, ini enggak main-main, dengan Rusia dan Ukraina perang. Menurut saya kita jangan ketergantungan beras," ungkap Buwas.

Lebih lanjut Buwas menjelaskan, penerapan gerakan diversifikasi pangan bisa dimulai dengan mengganti konsumsi beras ke komoditas pangan yang mengandung karbohidrat lainnya seperti jagung, umbi-umbian, hingga sagu.

"Singkong, jagung, kentang, sagu, ya kekuatan pangan kita harus dikelola untuk pangan secara menyeluruh jangan hanya dihitung dari beras," bebernya.

Baca juga: Hadapi Krisis Pangan, Pengusaha RI Buka Keran Ekspor Produk Perikanan ke Libya

Buwas berharap, melalui penerapan program pengurangan konsumsi beras tersebut upaya kemandirian pangan dapat dicapai di tengah persoalan krisis pangan yang mulai dirasakan banyak negara.

"Jadi, kalau tadi ada gangguan penen beras kan kita ada penggantinya dari ubi, singkong," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com