Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Indonesia Mengalami Resesi? Ini Jawaban Pengamat

Kompas.com - 27/07/2022, 16:42 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia tercatat masuk dalam deretan negara yang berpotensi mengalami resesi berdasarkan Survei Bloomberg. Namun demikian, Indonesia bukan negara yang terparah dalam hal resesi, mengingat Indonesia berada pada posisi ke-14.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, saat ini Indonesia masih belum masuk ke dalam resesi. Dia menilai, tantangan yang mendorong Indonesia bisa terjerumus ke jurang resesi bisa dilihat pada akhir tahun 2022, atau awal tahun 2023.

“Kalau untuk resesi ekonomi, sejauh ini belum. Tapi tantangan paling besar ada di akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023 dimana negara-negara tetangga yang mengalami tekanan seperti Laos dan Myanmar bisa berpengaruh pada perdagangan dan stabilitas moneter di dalam negeri,” ujar Bhima kepada Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Pengamat: Resesi Global Bisa Jadi Ancaman Pertumbuhan Ekonomi RI

Menurut Bhima, masalah inflasi yang terjadi di sejumlah negara mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga bisa menjadi faktor pendorong Indonesia menuju resesi. Disamping itu, masalah fluktuasi nilai tukar rupiah juga mempengaruhi.

Selain itu, Indonesia juga memiliki ketergantungan kebutuhan pokok dengan luar negeri seperti, pasokan bawang putih yang masih impor dengan komposisi 85 persen. Indonesia juga termasuk pengimpor gula tertinggi dan terbesar di dunia, demikian juga dengan gandum, dan pupuk.

“Kita tetap perlu waspada akan ancaman resesi global ini, yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Ini Daftar Negara yang Diperkirakan Akan Masuk Jurang Resesi

Namun di sisi lain, Indonesia masih diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas dan juga besarnya konsumsi rumah tangga dalam negeri. Disamping itu, Indonesia juga memiliki ketahanan dari sisi cadangan devisa.

Menurut Bhima, cadangan devisa Indonesia saat ini posisinya lebih baik daripada kondisi di tahun 2013 saat taper tantrum, dan di tahun 2008 saat krisis ekonomi.

“Indonesia masih mempunyai pertahanan dari lapis kedua, yaitu dari cadangan devisa yang nilainya 136 miliar dollar AS. Kemudian, besarnya konsumsi rumah tangga dalam negeri, dimana ketika pandemi mulai mereda, konsumsi rumah tangga mulai bergerak mengalami kenaikan, dan ini akan mendorong penyerapan permintaan untuk industri manufaktur dalam negeri lebih baik lagi,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com