Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkatan Kerja Perempuan Masih Rendah, Menaker: Budaya Patriarki Masih Mengakar

Kompas.com - 29/07/2022, 21:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, kondisi pemberdayaan perempuan di sektor ketenagakerjaan masih menghadapi beberapa tantangan klasik. Pertama, terkait partisipasi perempuan di dunia kerja.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2022 menunjukkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja perempuan masih berada jauh di bawah laki-laki, dimana TPAK laki-laki sebesar 83,6 persen dan perempuan hanya sebesar 54,2 persen.

"Hal inilah penyebab hanya 40 persen dari 144 juta angkatan kerja kita yang perempuan. Padahal setengah dari populasi kita saat ini adalah perempuan. Temuan ini sedikit banyak berkaitan dengan budaya patriarki yang masih mengakar dan mengidentikkan perempuan dengan pekerjaan di ranah domestik," katanya secara virtual dalam acara Women in Leadership, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Kolaborasi Multipihak Bantu Dorong UMKM Perempuan Indonesia di Platform Digital

Tantangan lanjut Menaker, juga muncul dari masih adanya ketimpangan dalam hal pendidikan dan kompetensi yang sebenarnya merupakan modal dasar untuk berdaya. Ida bilang, semakin tinggi pendidikan perempuan maka akan semakin besar proporsinya yang masuk ke pasar kerja.

"Sementara data justru menunjukkan bahwa persentase angkatan kerja perempuan yang berpendidikan rendah lebih besar dibandingkan laki-laki.Selanjutnya, Data juga menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan upah antara pekerja laki-laki dan perempuan. Selain masih konsisten dari tahun ke tahun diskriminasi ini juga ditemukan pada semua tingkatan latar belakang pendidikan, kelompok umur hingga jenis pekerjaan," tuturnya.

Lebih lanjut lagi kata Menaker, data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran perempuan selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. Akan tetapi mayoritas perempuan bekerja di sektor informal dengan persentase mencapai 65 persen, jauh lebih tinggi dibanding laki-laki yang hanya 56 persen.

"Bekerja di sektor informal tentu memiliki dampak kepada upah dan perlindungan sosial yang lebih sedikit. Sehingga banyak pekerja perempuan berada dalam posisi yang lebih rentan," ujarnya.

Baca juga: Lewat Ekosistem Digital, Perempuan Punya Peluang Usaha Lebih Luas

Menurut laporan United Nations Development Programme (UNDP) pada 2020, Indonesia memiliki skor indeks ketimpangan gender di peringkat 121 dari 162 negara. Indonesia merupakan peringkat terbawah dibandingkan negara-negara G20 lainnya.

Riset McKinsey menunjukkan, Indonesia bisa meningkatkan produk domestik bruto/PDBnya sebesar 9 persen pada 2025, apabila tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat, lebih banyak perempuan bekerja penuh waktu, dan lebih banyak perempuan bekerja di sektor dengan produktivitas tinggi seperti manufaktur.

Hal ini menurutnya, menjadi semakin penting di era puncak bonus demografi yang sedang dialami Indonesia, dimana jumlah perempuan usia kerja sangat besar dan memiliki potensi yang sangat signifikan bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bangsa.

"Untuk itu, sikap pemerintah termasuk melalui Kemenaker sudah jelas bahwa tidak boleh ada diskriminasi gender karena posisi laki-laki dan perempuan adalah setara. Pengakuan prinsip-prinsip kesetaraan gender telah ada dalam UUD 1945," tegas Menaker.

Baca juga: B20: Keterlibatan Perempuan Sumbang 28 Triliun Dollar AS bagi PDB Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com