Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Resesi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi

Kompas.com - 31/07/2022, 10:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Resesi adalah istilah yang mungkin sering kita dengar dalam pemberitaan terkait kondisi ekonomi suatu negara. Terbaru, Indonesia sendiri sempat mengalami resesi ekonomi pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Lalu apa itu resesi dan perbedaan resesi dengan depresi ekonomi?

Secara teknikal, resesi ekonomi adalah saat pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif secara tahunan.

Sementara itu dikutip dari The Balance, resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam beberapa bulan, umumnya dalam minimal dua kuartal secara beruntun.

Baca juga: Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru 2022 Lengkap Semua Stasiun

Sejumlah indikator yang bisa digunakan suatu negara dalam keadaan resesi antara lain terjadi penurunan pada PDB, merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur.

Saat resesi artinya, pertumbuhan ekonomi bisa sampai 0 persen, bahkan minus dalam kondisi terburuknya. Pertumbuhan ekonomi selama ini jadi indikator utama dalam mengukur perkembangan dan kemajuan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diwakili oleh naiknya PDB.

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Beberapa variabel tersebut berupa faktor eksternal yang berada di luar kendali, seperti gejolak ekonomi global dan mekanisme pasar.

Sebagian kalangan menyebut negara bisa dikatakan mengalami resesi ketika pertumbuhan PDB sudah negatif dalam dua kuartal berturut-turut atau lebih. Namun resesi bisa saja terjadi terjadi sebelum laporan PDB triwulan dirilis.

Baca juga: Cara Daftar Shopee Affiliate Program dan Beragam Keuntungannya

Dampak resesi ekonomi

Tetapi mengutip keterangan National Bureau of Economic Research (NBER), secara umum terjadinya resesi adalah ketika negara masuk dalam periode jatuhnya aktivitas ekonomi, tersebar di seluruh sektor ekonomi, dan sudah berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, umumnya lebih dari 3 bulan.

Dampak ekonomi saat terjadi resesi sangat terasa dan efeknya bersifat domino pada kegiatan ekonomi. Contohnya, ketika investasi anjlok saat resesi, secara otomatis akan mengilangkan sejumlah lapangan pekerjaan yang membuat angka PHK naik signifikan.

Produksi atas barang dan jasa juga merosot sehingga menurunkan PDB nasional. Jika tak segera diatasi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor seperti macetnya kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan, atau juga sebaliknya terjadi deflasi.

Lalu neraca perdagangan yang minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa. Dalam skala riilnya, banyak orang kehilangan rumah karena tak sanggup membayar cicilan, daya beli melemah. Lalu banyak bisnis terpaksa harus gulung tikar.

resesi adalah kondisi saat pertumbuhan ekonomi melemah dalam dua kuartal berturut-turut. Sementara perbedaan resesi dan depresi ekonomi (perbedaan resesi dengan depresi ekonomi) ada pada tingkat keparahan dan jangan waktunya.KOMPAS.COM/DANI JULIUS resesi adalah kondisi saat pertumbuhan ekonomi melemah dalam dua kuartal berturut-turut. Sementara perbedaan resesi dan depresi ekonomi (perbedaan resesi dengan depresi ekonomi) ada pada tingkat keparahan dan jangan waktunya.

Baca juga: Besaran Bunga Shopee Paylater, Denda, dan Cara Menghitungnya

Perbedaan resesi dan depresi ekonomi

Bisa dikatakan tidak ada definisi standar terkait perbedaan resesi dengan depresi ekonomi. Tetapi, depresi ekonomi biasanya digambarkan sebagai kondisi lebih parah anjloknya perekonomian dan berlangsung dalam waktu yang sangat lama atau berbulan-bulan lamanya.

Dikutip dari Fortune, perbedaan resesi dan depresi ekonomi bisa dilihat dari level penurunan PDB dan jangka waktunya. Depresi artinya memburuknya kondisi ekonomi yang lebih parah daripada resesi.

Resesi artinya terjadi saat PDB turun di kisaran minus 0,3 sampai 5,1 persen. Sementara depresi penurunan PDB berada di level minus 14,7 persen hingga 38,1 persen.

Jika dilihat dari jangka waktunya, lamanya resesi berlangsung selama minimal dua kuartal berturut-turut hingga 18 bulan lamanya. Sementara depresi ekonomi bisa berlangsung lebih dari 18 bulan.

Baca juga: Ini Jenis-jenis Pinjaman dan Bunga di Pegadaian Terbaru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com