Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia | Erick Thohir soal Citayam Fashion Week Dipindah ke Sarinah

Kompas.com - 01/08/2022, 05:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia

PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih atau net profit mencapai 2,05 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 29,69 triliun pada tahun anggaran 2021.

Torehan laba bersih perusahaan pelat merah itu naik sebesar 95 persen dari capaian pada 2020 di posisi 1,05 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 15,2 triliun.

Pembukuan laba bersih itu sudah disepakati oleh pemegang saham lewat Rapat umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2021 yang berlangsung pada Juni 2022 lalu.

Adapun kinerja keuangan Pertamina itu sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sebagai catatan saja, pada tahun 2021 Pertamina berhasil mencatatkan pendapatan sebesar 57,51 miliar dollar AS atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 832,97 triliun.

Nah bagaimana bila dibandingkan dengan BUMN minyak milik Malaysia, Petronas? Simak di sini

2. Di Mana Sri Mulyani Menyimpan Ribuan Triliun Duit Negara?

Mungkin banyak orang yang penasaran, di bank mana pemerintah Indonesia menyimpan uangnya yang berjumlah ribuan triliun sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

APBN Indonesia tahun 2021 sendiri adalah sebesar Rp 2.750 triliun.

Sementara di tahun 2022, bendahara negara sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mematok besaran penerimaan negara sebesar Rp 2.266 triliun.

Sumber dana terbesar APBN sendiri adalah pajak. Selain itu, pemerintah juga mendapatkan uang dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dividen BUMN, utang, penjualan aset, dan hibah.

Di mana Sri Mulyani menyimpan ribuan triliun rupiah duit negara tersebut? Baca di sini

3. Dari Office Boy hingga Jadi Jutawan, Ini Kisah Khairul Amri Membangun Bisnis Mr. Dimsum Medan

Dua tahun sejak pandemi di Indonesia, banyak sekali perubahan yang terjadi di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari kebiasaan dalam beraktivitas, bertransaksi, hingga dalam menjalankan bisnis.

Dengan adanya keterbatasan pada aktivitas masyarakat selama pandemi, beberapa usaha yang sebelumnya fokus pada gerai fisik dan penjualan secara offline mulai merambah jalur penjualan secara digital hingga menyediakan produk dalam kemasan beku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com