Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Juli Tertinggi Sejak 2015, Sri Mulyani: Masih Relatif Moderat

Kompas.com - 01/08/2022, 21:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menilai laju inflasi Indonesia pada Juli 2022 masih relatif moderat, meski mengalami tren peningkatan. Sebab lebih rendah bila dibandingkan dengan negara lainnya.

Hal itu diungkapkan Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers terkait hasil rapat berkala III KSSK yang beranggotakan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi Juli 2022 sebesar 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dari Juli 2021 yang sebesar 4,35 persen (yoy). Laju inflasi itu sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

Baca juga: BPS Ingatkan Pengaruh Kenaikan Inflasi ke Peningkatan Kemiskinan

Kendati demikian, Sri Mulyani mengatakan, inflasi Juli masih lebih rendah dibandingkan dengan negara peers, seperti Thailand yang inflasinya mencapai 7,7 persen (yoy), India sebesar 7 persen (yoy), dan Filipina sebesar 6,1 persen (yoy).

"Dibandingkan dengan negara yang selevel dengan Indonesia (peers) tersebut, maka inflasi Indonesia yang di 4,94 persen yoy masih relatif moderat," ujarnya dalam konferensi pers hasil rapat KSSK secara virtual di Jakarta, Senin (1/8/2022).

Ia menjelaskan, peningkatan inflasi di Juli 2022 tak lepas dari dampak kenaikan harga komoditas dunia. Di sisi lain, terjadinya peningkatan permintaan, di samping pula adanya gangguan pada pasokan domestik.

Sri Mulyani mengungkapkan, pada komponen inflasi komoditas harga bergejolak (volatile food) memang mengalami peningkatan mencapai 11,47 persen (yoy). Kenaikan itu utamanya karena kenaikan harga pangan global dan terganggunya produksi dalam negeri akibat cuaca.

Pada komponen harga yang diatur pemerintah atau administered price juga naik menjadi 6,51 persen (yoy), karena dipengaruhi peningkatan harga tiket pesawat. Meski demikian, pemerintah telah berupaya menekan inflasi dengan menjaga harga minyak dan gas, juga listrik di tengah lonjakan harga komoditas energi global.

Baca juga: Inflasi Naik, Daya Beli Petani Turun pada Juli 2022

"Ini merupakan hasil dari kebijakan pemerintah untuk mempertahankan harga jual energi di domestik, melalui kenaikan subsidi listrik dan BBM (bahan bakar minyak) dan elpiji yang dialokasikan oleh APBN," papar Bendahara Negara itu.

Sementara itu pada komponen inflasi inti tercatat tetap terjaga di 2,86 persen (yoy). Menurutnya, hal ini didukung oleh konsistensi kebijakan BI dalam menjaga ekspektasi inflasi Indonesia.

Sri Mulyani pun memastikan BI bersama pemerintah pusat dan daerah, akan terus meningkatkan koordinasi untuk mengendalikan laju inflasi.

"Sinergi dan koordinasi terkait pengendalian inflasi dilakukan BI bersama-sama pemerintah, termasuk dengan meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam forum inflasi pusat dan tim pengendali inflasi daerah," pungkas dia.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat hingga Tarif Listrik Jadi Penyebab Tingginya Inflasi pada Juli 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com