Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi AS Diproyeksi Menurun, Nilai Tukar Rupiah Kembali Menguat

Kompas.com - 09/08/2022, 11:01 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada Selasa (9/8/2022) dibuka menguat, seiring dengan pelemahan indeks dollar AS di tengah ekspektasi inflasi Negeri Paman Sam yang mulai mereda.

Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 14.865 per dollar AS, menguat dibanding level penutupan sebelumnya sebesar Rp 14.876 per dollar AS.

Terpantau nilai tukar rupiah bergerak di zona positif, di mana sampai dengan pukul 10.30 nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada pada posisi Rp 14.864 dollar AS, meningkat 12 poin atau 0,08 persen.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp 14.876 Per Dollar AS

The Fed New York merilis survei ekspektasi indeks harga konsumen periode 3 tahun ke depan sebesar 3,2 persen, lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar 3,6 persen.

"Ekspektasi inflasi mengisyaratkan bahwa inflasi mulai mereda," ujar Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, kepada Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Inflasi AS Capai 9,1 Persen dan Terbesar sejak 1981, Ini Kata Menkeu AS Janet Yellen

Dari dalam negeri, Josua menyebutkan, pasar menyoroti data konsumen Indonesia pada Juli 2022 yang tetap optimis, namun kembali menyusut, dari 128,2 pada Juni menjadi 123,2.

"Menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini kemungkinan terkait dengan tren kenaikan inflasi saat ini yang menurunkan daya beli konsumen," kata dia.

Baca juga: Awal Agustus, Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS Terkoreksi Tipis

Sementara itu, Analis pasar uang Ariston Tjendra memproyeksi, pada sesi perdagangan hari ini nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan, ditopang data-data perekonomian Tanah Air yang positif.

"Nilai tukar rupiah mungkin bisa melanjutkan penguatannya Hari ini terhadap dollar AS tapi penguatan mungkin terbatas," ujarnya.

Namun demikian, nilai tukar rupiah berpotensi mengalami tekanan dari eksternal, utamanya berasal dari ekspektasi normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Pasar masih akan menunggu data inflasi AS bulan Juli yang menjadi pertimbangan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan September mendatang.

"Potensi penguatan ke arah Rp 14.850, sementara potensi pelemahan ke kisaran Rp 14.930," ucap Ariston.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com