Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkop UKM Dorong Pebisnis Disabilitas Manfaatkan Ekonomi Digital

Kompas.com - 09/08/2022, 21:00 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendorong pelaku bisnis dari kalangan disabilitas untuk masuk ke ekonomi digital. Ini dilakukan dengan menggandeng Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI).

Seiring dengan pesatnya adaptasi teknologi informasi, transformasi bisnis menuju ekonomi digital dinilai menjadi sangat penting. Oleh karenanya, Kemenkop UKM mengajak para pengusaha dari kaum disabilitas binaan Yayasan PTI ikut berpartisipasi dalam acara Quarterly Seminar 3 Side Event B20 G20 Digital Economy to Support SDGs.

Dalam gelaran tersebut, para pengusaha binaan berkesempatan untuk memamerkan karya-karya yang seperti kerajinan tangan atau kuliner. Selain itu, acara tersebut juga menggelar eksibisi keterampilan disabilitas yang telah dididik dan disalurkan melalui PTI Academy batch 1 dan 2.

Baca juga: Kemenkop UKM dan PTI Kembangkan Ekosistem Ekonomi Digital Khusus Disabilitas

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, gelaran acara sampingan bertema "Spirit No One Behind" itu menjadi selaras dengan fokus agenda presidensial G20, dalam digital transformation. Ini terkait dengan upaya mempersiapkan landscape baru kerja sama antar negara dan stakeholder guna memastikan kesejahteraan bersama di Indonesia.

"Berbicara mengenai ekonomi digital, tentu sangat lengkap dengan memanfaatkan aspek tekonolgi digital terkait proses bisnis UMKM dan koperasi,” ujar Teten, dalam keterangannya, Selasa (9/8/2022).

Lebih lanjut Ia bilang, pemanfaatan ekonomi digital saat ini menjadi perhatian bagi pengembangan proses bisnis UMKM dan koperasi. Ini terefleksikan dari data yang menunjukan, sebanyak 86 persen dari seluruh pelaku UMKM di Indonesia sangat bergantung pada internet untuk menjalankan kegiatan usahanya.

Selain itu, data Kemenkop UKM juga mencatat, sekitar 73 persen pelaku UMKM telah memiliki akun pada lokapasar digital, dan 82 persen berpromosi melalui internet. Hal ini menunjukkan, kalangan UMKM yang berkontribusi hingga 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia memiliki peran utama dalam peta ekonomi digital di Tanah Air.

Baca juga: Kemenaker Gelar Job Fair bagi Penyandang Disabilitas

Sementara itu, Ketua umum PTI Myra Winarko mengemukakan, peluang yang diberikan oleh Kemenkop dan UKM mampu membukakan peluang bagi 31 juta kaum disabilitas di Indonesia.

"Dalam kesempatan ini, kami tidak sekedar memamerkan dan menjual karya anak didik kami. Lebih jauh untuk membukakan link bisnis bagi kaum disabilitas," kata dia.

Myra menjelaskan, Yayasan PTI merupakan inkubator bisnis bagi kaum disablitas. Itu sebabnya, Kemenkop dan UMKM menggandeng PTI agar dapat melanjutkan langkah berkesinambungan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Adapun para lulusan Pelatihan PTI ini disebut sudah dapat beroperasi sendiri, bahkan beberapa di antaranya telah mampu masuk pasar kerja sebagai tenaga profesional. Yayasan juga menggandeng beberapa perusahaan besar dan perbankan, untuk terus melakukan pembinaan dan pemasaran secara digital.

"Ke depan bahkan kami berencana membuat Platform sendiri, selain memberikan pelatihan-pelatihan pada disabilitas agar masuk ke dunia digital secara mandiri," ucap Myra.

Baca juga: Airlangga: Program Kartu Prakerja Jangkau Disabilitas hingga Pengangguran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com