Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Transformasi Bisnis, Produk Bebas Asap Philip Morris Tersedia di 70 Pasar

Kompas.com - 10/08/2022, 15:04 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Induk perusahaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), Philip Morris International (PMI), tengah fokus mengembangkan dan memperkenalkan produk tembakau bebas asap di banyak negara. Ini dilakukan sebagai salah satu misi keberlanjutan yang dilakukan PMI, khususnya dalam aspek transformasi bisnis.

Chief Sustainability Officer PMI Jennifer Motles mengatakan, pihaknya berencana untuk terus memperluas pasar produk yang salah satunya dipasarkan dengan merek IQOS itu. Harapannya, para perokok dewasa yang tetap ingin menggunakan produk tembakau dapat beralih ke produk tembakau bebas asap yang memiliki profil risiko lebih rendah.

"Pada 2025, kami ingin produk (IQOS) ini tersedia di sekitar seratus pasar di seluruh dunia. Kita ingin memastikan setidaknya 40 juta perokok dewasa beralih ke produk ini," ujar Jennifer, saat sesi wawancara di kantor Sampoerna di Jakarta, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Buruh Tembakau Surati Jokowi, Memohon Revisi Aturan Pengendalian Rokok Dihentikan

Adapun sampai dengan paruh pertama tahun ini, produk bebas asap PMI telah tersedia di lebih dari 70 pasar, di mana IQOS telah digunakan oleh sekitar 19 juta konsumen dewasa.

PMI berupaya untuk terus mendorong peralihan perokok dewasa ke IQOS maupun produk bebas asap lainnya, yang sejalan dengan tujuan transformasi bisnis. Pasalnya, produk ini diklaim memiliki paparan zat berbahaya yang lebih rendah dibanding dengan rokok.

"Tidak ada proses pembakaran pada IQOS, sehingga pembentukan zat berbahaya dan berpotensi berbahaya itu turun secara signifikan antara 90 persen-95 persen dibandingkan dengan rokok yang dibakar," ujar Direktur Urusan Eksternal Sampoerna, Elvira Lianita, yang turut hadir dalam sesi wawancara tersebut.

Sebelumnya, President South & Southeast Asia Region Philip Morris International, Stacey Kennedy sempat mengatakan, pihaknya menggelontorkan dana 9 miliar dollar AS untuk membuat produk tembakau bebas asap. Dana digunakan untuk riset dan penelitian produk, studi klinis, hingga pengembangan di banyak negara.

"Kami telah menginvestasikan 9 miliar dollar AS (untuk pengembangan produk tersebut). Kami memiliki 930 ilmuwan yang berfokus pada penelitian dan teknologi, pengembangan, dan studi klinis yang menunjukkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan adalah alternatif yang jauh lebih baik daripada rokok yang dibakar," kata Stacey saat ditemui di gedung PT HM Sampoerna Tbk., Jakarta, Kamis (21/4/2022).

Lebih lanjut, ia menyebutkan, produk bebas asap ini tetap menggunakan tembakau seperti rokok pada umumnya. Hal ini bertujuan agar produk bisa diterima oleh masyarakat, terutama perokok dewasa. Bedanya, produk bebas asap ini tidak dibakar, melainkan dipanaskan.

"Produk ini lebih baik karena kami tahu bahaya rokok disebabkan oleh pembakaran. Pembakaran aktif inilah yang menyebabkan begitu banyak bahan kimia berbahaya ada di dalam asap rokok. Itulah yang membuat (produk tembakau bebas asap) lebih baik," ucap Stacey.

Baca juga: Gadis Kretek di Netflix, Ekosistem Tembakau, dan Legitimasi Warisan Nusantara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com