Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepemilikan Asing di SBN Tinggal 15 Persen, LPS: Ada Sisi Baiknya

Kompas.com - 11/08/2022, 13:44 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara menyusut ke sekitar 15 persen dari total SBN.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, penyusutan dari investasi asing ini dapat dilihat dari dua perspektif yaitu positif dan negatif.

Sisi positif dari berkurangnya dana asing di SBN membuat Indonesia tak lagi bergantung pada investasi asing untuk membiayai pembangunan.

"Sisi baik dari hal tersebut adalah ketergantungan kita terhadap dana asing untuk pembangunan semakin kecil, lebih banyak uang yang bersumber dari dalam negeri yang dapat digunakan untuk membiayai misalnya pembangunan infrastruktur nasional," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/8/2022).

Baca juga: LPS Belum Naikkan Tingkat Bunga Penjaminan Valas, Ini Alasannya

Kemudian, lanjut Purbaya, stabilitas pasar SBN menjadi lebih mudah dijaga karena kini tidak terlalu terpengaruh lagi oleh pegerakan investor asing di pasar obligasi.

"Dengan jumlah kepemilikan asing yang lebih sedikit, maka akan relatif lebih memudahkan bagi Bank Sentral maupun pemerintah dalam mengendalikan gejolak di pasar obligasi, sehingga stabilitas pasar finansial relatif lebih mudah dijaga," jelas Purbaya.

Dia mencontohkan negara Jepang 90 persen surat berharganya dikuasai oleh investor domestik sehingga saat ada gonjang-ganjing di pasar global, yield government Jepang tetap stabil dan stabilitas sistem finansial mereka tetap terjaga.

Namun sisi negatifnya, kepemilikan asing di SBN membuktikan banyak modal asing yang keluar dari Indonesia saat ini.

Inilah yang mmebuat stabilitas nilai tukar rupiah terganggu dan membuat rupiah akan terkoreksi.

Menurutnya, kaburnya investor asing ini dapat diantisipasi dengan menjaga pertumbuhan ekonomi tetap kuat agar investor asing yang mencari keuntungan akan kembali tertarik ke pasar surat utang Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan mengundang investasi di sektor riil maupun di sektor finansial, sehingga nilai tukar menguat dan yield surat utang negara pun cenderung turun. Hal tersebut akan menguntungkan investor di pasar surat utang negara. Jadi, kuncinya adalah kita harus terus menjaga pertumbuhan dan sustainability dari pertumbuhan ekonomi kita," imbuhnya.

Baca juga: Kemenkeu Tawarkan SBN kepada Peserta Tax Amnesty Jilid II

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com