Sambut Hari UMKM Nasional, Lazada Kembangkan Ekosistem Ekonomi Digital di Jatim

KOMPAS.com - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi penopang ekonomi Indonesia, terlebih selama pandemi Covid-19. Terbukti, UMKM menyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional terbesar, yakni 61,1 persen.

Peran besar UMKM bagi sektor perekonomian juga terlihat di Jawa Timur (Jatim). Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Provinsi Jatim, kontribusi koperasi dan UKM terhadap perekonomian Jatim mencapai 57,81 persen atau sebesar Rp 1.418,94 triliun pada 2021.

Meski memiliki potensi besar, pengembangan UMKM di Jatim masih menghadapi berbagai tantangan. Dua di antaranya terkait digitalisasi dan upaya peningkatkan daya saing produk.

Hal tersebut mendorong salah satu platform belanja online atau e-commerce, Lazada Indonesia, untuk ikut menumbuhkan ekosistem ekonomi digital di Jatim.

Senior Vice President (SVP) Seller Operations Lazada Indonesia Haikal Bekti Anggoro mengatakan, Jatim merupakan daerah yang memiliki potensi pertumbuhan perekonomian digital.

Menurut data yang dimiliki Lazada, jumlah penjual aktif di Lazada yang berasal dari Jatim mencapai hampir dua kali lipat pada 2021 ketimbang tahun sebelumnya.

“Bahkan, bila dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penjual secara nasional, jumlah penjual dari Jatim di Lazada tumbuh 1,5 lebih cepat,” ujar Haikal dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (9/8/2022).

Baca juga: Lazada: Potensi Ekonomi Digital di Jawa Timur Cukup Besar

Lazada, lanjut Haikal, memiliki program pemberdayaan talenta di ekosistem ekonomi digital, yakni Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Digital Indonesia.

Gerakan AKAR Digital Indonesia merupakan inisiatif pemberdayaan menyeluruh untuk memberdayakan seluruh talenta yang ada di ekosistem Lazada, termasuk para pelaku UMKM, pelanggan e-commerce, pekerja logistik, serta mitra kurir (frontliner).

Haikal melanjutkan bahwa sejak diluncurkan pada 2021, gerakan hasil kolaborasi Lazada bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) tersebut telah diperkenalkan di Jawa Barat dan Jatim. Dalam waktu dekat, gerakan ini akan diperkenalkan di Jawa Tengah (Jateng).

Melalui gerakan tersebut, Lazada secara konsisten melaksanakan pelatihan dan pemberdayaan untuk pelaku UMKM.

“Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Emil Elestianto Dardak juga telah mengunjungi gudang Lazada di Sidoarjo. Ia menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan Gerakan AKAR Digital Indonesia untuk Jatim,” tuturnya.

Kepala Dinkop UKM Jatim Andromeda Qomariah mengapresiasi upaya yang dilakukan Lazada. Pasalnya, berdasarkan Sensus Ekonomi dan Sensus Pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah UMKM di Jatim mencapai 9,78 juta, baik di sektor pertanian maupun nonpertanian.

Tenaga kerja di Jatim juga sebagian besar bergerak pada sektor informal, yakni sebanyak 62 persen.

Baik pelaku UMKM maupun pekerja informal Jatim masih membutuhkan bimbingan agar bisa memaksimalkan platform digital sebagai pendukung kegiatan usaha.

“Oleh karena itu, kami menyambut baik program dan inisiatif dari Lazada untuk membantu UMKM terdigitalisasi melalui Gerakan AKAR Digital untuk Jatim,” ujar Andromeda.

Gerakan AKAR Digital Indonesia

Ketua Komunitas (City Leader) Lazada Club Sidoarjo sekaligus pemilik toko sepatu dan sandal Gatio di Lazada, Fajar Bastian, mengatakan bahwa platform e-commerce, seperti Lazada, memudahkan penjual yang ingin berkembang di dunia digital.

Pasalnya, Lazada memiliki berbagai program dan fitur yang bermanfaat bagi penjual, mulai dari program pelatihan, penawaran promosi, sampai ketersediaan data dan informasi yang bisa digunakan untuk menentukan strategi bisnis.

Teranyar, Lazada menyelenggarakan kelas pelatihan "Naik KeLaz" untuk pelaku UMKM di Sidoarjo, Selasa (9/8/2022). Pelatihan ini bertujuan meningkatkan daya saing dan memberdayakan UMKM di Jatim.

DOK. Lazada Indonesia. Lazada Indonesia menggelar pelatihan Naik KeLaz untuk pelaku UMKM di Sidoarjo.

“Kami di Lazada Club juga menawarkan wadah untuk sharing session dan mentoring dari sesama penjual. Harapannya, kami dapat membawa lebih banyak pelaku UMKM di Jatim untuk berani memulai berjualan online dan sukses di platform e-commerce,” tutur Fajar.

Selain berfokus pada pemberdayaan dan peningkatan daya saing UMKM, Gerakan AKAR Digital Indonesia juga menitikberatkan pada peningkatan literasi e-commerce dan pengembangan infrastruktur ekonomi digital, khususnya dalam sistem logistik.

Baca juga: Lazada Dorong UMKM di Jawa Timur Masuk Ekosistem Ekonomi Digital

Untuk upaya literasi e-commerce, Lazada melalui Gerakan AKAR Digital Indonesia melakukan penyuluhan #BelanjaAman dan #BelanjaNyaman di platform perdagangan digital, baik untuk UMKM maupun konsumen.

Mengembangkan ekosistem digital dan distribusi logistik UMKM di Jatim

SVP Logistik Lazada Indonesia Adiputra Wiharja menjelaskan, Lazada mengembangkan jaringan dan infrastruktur di Indonesia, termasuk di Jatim, melalui unit bisnis Lazada Logistics.

Lazada Logistics menerapkan teknologi berbasis data. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi bisnis dari brand dan penjual dengan memanfaatkan data dan insights yang dihasilkan dasbor Lazada. Dengan demikian, pihak brand dan penjual bisa menentukan strategi bisnis terkait dengan operasional logistiknya.

Di Indonesia, Lazada Logistics memiliki lebih dari 150 hub serta 15.000 karyawan dan mitra kurir untuk mendukung operasional logistik brand dan penjual di Lazada. Melalui dukungan tersebut, ditambah dengan inovasi teknologi, Lazada Logistics dapat memproses jutaan paket setiap hari.

“Lazada Logistics memberikan layanan solusi logistik berbasis teknologi untuk brand dan penjual di Indonesia. Kami berharap, jaringan distribusi dan teknologi di Lazada Logistics bisa membantu mendukung efisiensi proses transformasi digital dan mendorong pemberdayaan dan pertumbuhan bisnis, khususnya di Jatim,” ujar Adiputra.

Salah satu layanan yang disediakan Lazada Logistics, lanjut Adiputra, adalah Fulfillment by Lazada (FBL). FBL merupakan layanan pemenuhan menyeluruh, mulai dari warehousing atau penyimpanan produk mitra brand dan penjual di gudang milik Lazada, pengemasan, hingga pengiriman produk ke pelanggan.

DOK. Lazada Indonesia. Salah satu gudang Lazada Logistics.

Brand dan penjual dapat mengandalkan fitur dan teknologi FBL untuk mengelola inventori produk yang ada di gudang Lazada. Tujuannya, agar layanan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli tetap lancar dan lebih efektif.

Adiputra menambahkan bahwa selain untuk brand dan penjual di Lazada, layanan FBL juga bisa dimanfaatkan oleh enabler e-commerce ataupun brand serta penjual yang memiliki toko di berbagai platform melalui layanan Multi-Channel Logistics (MCL) Lazada Logistics.

Dengan mekanisme tersebut, Lazada Logistics akan menyimpan produk dari mitra dan merchant. Penanganan dan pengiriman pesanan mitra logistik pihak ketiga ataupun armada yang ditunjuk dapat dilakukan dengan mulus dan efisien melalui armada Lazada.

Baca juga: Siapkan Talenta Ekonomi Digital, Lazada Berikan Beasiswa Rp 1 Miliar

“Brand dan penjual dapat fokus pada strategi meningkatkan performa penjualan serta pengembangkan usaha dan bisnis tanpa terganggu urusan logistik. Biar Lazada Logistics yang mengatur semua keperluan logistik dari mitra, merchant, serta enabler e-commerce,” imbuhnya.

Keberadaan Lazada Logistics, lanjut Adiputra, juga membuka ribuan lapangan kerja di Jatim, seperti mitra logistik, mitra kurir, serta karyawan gudang. Mereka merupakan garda terdepan perdagangan online atau e-commerce.

DOK. Lazada Indonesia. Kehadiran Lazada Logistics turut memperlancar proses distribusi produk UMKM.

Kehadiran Lazada Logistics di Jatim juga bertujuan untuk memperluas jaringan Lazada. Hal ini menjadikan Jatim sebagai salah satu provinsi tujuan strategis Lazada dalam pengembangan ekosistem ekonomi digital.

Adiputra berharap, Lazada Logistics bisa mendukung Pemerintah Provinsi Jatim untuk memperkuat sistem distribusi di provinsi ini.

“Dengan dukungan infrastruktur dan teknologi canggih, Lazada Logistics akan terus berinovasi melahirkan layanan dan penawaran baru. Hal ini dilakukan demi bisa membantu brand dan penjual lokal di Indonesia untuk memperluas skala bisnisnya,” papar Adiputra.