Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Pertalite Kosong di Beberapa SPBU, Pertamina Sebut Ada Keterlambatan Pengiriman

Kompas.com - 12/08/2022, 16:05 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Stok Pertalite kosong di beberapa SPBU. Hal ini sempat viral, bahkan banyak diunggah oleh beberapa pengguna sosial media.

Terkait Pertalite kosong, Area Manager Comm Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengatakan, stok pertalite kosong terjadi terjadi akibat keterlambatan pengiriman di tengah konsumsi bahan bakar yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

“Jadi begini (soal stok Pertalite kosong di SPBU), kemarin sempat terjadi keterlambatan pengiriman ke SPBU karena kendala teknis. Saat ini stok BBM termasuk pertalite dalam keadaan aman dan mencukupi kebutuhan, termasuk stok di SPBU,” ujar Eko kepada Kompas.com Jumat (12/8/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Minta Pertamina Kendalikan BBM Subsidi Pertalite-Solar agar APBN Tidak Jebol

Meskipun saat ini terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar secara harian, Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan stok Pertalite masih aman untuk 15 hari ke depan di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

“Proses pendistribusian BBM Pertalite sejauh ini masih dalam kondisi yang aman, sekalipun saat ini bahan bakar yang saat ini disubsidi oleh Pemerintah tersebut mengalami peningkatan konsumsi harian,” ujar Eko.

Adapun salah satu SPBU yang diketahui mengalami kekosongan stok Pertelite pada Kamis (11/8/2022), berada di Ciater Serpong Tangerang Selatan. Hal ini, diketahui dari unggahan Instagram tangsel.life.

Baca juga: Kuota Solar dan Pertalite Menipis, BPH Migas Imbau Pemilik Mobil Beralih ke BBM Nonsubsidi


Adapun posisi stok BBM per hari ini, Jumat (12/8/2022), di SPBU Ciater 3415309 yakni Solar 12 kilo liter, Pertamax 8,1 kilo liter, Pertalite 17 kilo liter, dan Pertamax Turbo 6,1 kilo liter. Sementara itu, di SPBU Ciater 3415317, untuk Pertalite 17,5 kilo liter, Pertamax 2,2 kilo liter, dan Solar 2 kilo liter.

Sebelumnya, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Saleh Abdurrahman mengimbau masyarakat yang mampu untuk tidak menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi, seperti Pertalite dan Solar. Hal ini mengingat, kuota BBM Subsidi yang mulai menipis.

“Kita imbau, konsumen roda 4 yang mampu, untuk beralih ke BBM nonsubsidi,” kata Saleh saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Saleh mengatakan penyebab menipisnya kuota BBM subsidi adalah akibat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Dia bilang, pertumbuhan ekonomi tersebut meningkatkan mobilitas, dan kebutuhan akan energi.

“Sebabnya adalah, ekonomi tumbuh. Aktivitas masyarakat naik dan kebutuhan energi naik. Tidak hanya BBM saja, tapi listrik juga kan,” ujarnya.

Baca juga: BPH Migas Imbau Mobil LCGC Tak Konsumsi Pertalite, Mengapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com