JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari dividen badan usaha milik negara (BUMN) telah mencapai Rp 37,91 triliun sampai dengan Juli 2022.
Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kemenkeu Kurnia Chairi mengatakan, seiring dengan meningkatnya pemulihan ekonomi nasional, setoran dividen BUMN yang diterima telah meningkat 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Data yang kita kumpulkan sampai saat ini, sampai dengan Juli sudah terkumpul Rp 37,9 triliun dari setoran BUMN," ujar dia, secara virtual, Jumat (12/8/2022).
Baca juga: Setoran Dividen BUMN Capai Rp 35,5 Triliun, Naik 122 Persen Semester I-2022
Lebih lanjut Ia bilang, jumlah tersebut masih berpotensi bertambah hingga penghujung tahun ini. Kemenkeu akan terus mengumpulkan, menginventarisir, serta memvalidasi dokumen Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BUMN, guna memastikan penerimaan dividen.
"Karena ada kadang-kadang dari BUMN terlupa menyetorkan atau melaporkan hasil RUPS. Sehingga kami tidak mendapatkan informasi adanya RUPS yang membagikan tadi," tuturnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadi penyumbang dividen terbesar ke kas negara hingga Juli 2022, yakni sebesar Rp 14,05 triliun. Di posisi kedua penyumbang dividen negara terbesar ditempati oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan nilai sebesar Rp 8,75 triliun.
Baca juga: Erick Thohir Targetkan Total Dividen BUMN Capai Rp 50 Triliun pada 2024
"Setidaknya kita bisa kelompokan, terutama BUMN yang dari sektor perbankan, dari Bank Mandiri, BRI, BNI, hampir bisa dikatakan menyumbang dividen setiap tahun, dan masuk ke kelompok yang cukup tinggi menyetorkannya," kata Kurnia.
Adapun daftar 10 BUMN penyumbang dividen terbesar hingga Juli 2022 ialah sebagai berikut:
1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Rp 14,05 triliun
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Rp 8,75 triliun
3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Rp 7,74 triliun
4. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Rp 1,64 triliun
5. PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Rp 1,32 triliun
6. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), Rp 900 miliar
7. PT PLN (Persero), Rp 750 miliar