Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Soroti Kenaikan Nilai Ekspor Tidak Disertai Peningkatan Volume yang Signifikan

Kompas.com - 15/08/2022, 16:05 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti kinerja ekspor Indonesia pada periode Juli 2022. Pasalnya, kinerja positif ekspor nasional selama beberapa bulan terakhir utamanya disebabkan oleh kenaikkan harga komoditas global.

Di sisi lain, volume ekspor komoditas utama RI tidak mengalami pertumbuhan signifikan. Bahkan, terdapat komoditas yang mengalami penurunan volume ekspor secara signifikan.

"Surplus yang terjadi pada akhir-akhir ini juga tidak disertai peningkatan volume yang signifikan. Ini perlu jadi perhatian kita," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Senin (15/8/2022).

Baca juga: BPS: hingga Juli 2022, Neraca Dagang RI Surplus 27 Bulan Berturut-turut

Setianto mengungkapkan tiga jenis komoditas yang harganya meningkat namun volume ekspornya stagnan bahkan menurun selama beberapa bulan terakhir ialah batu bara, minyak kelapa sawit, dan feronikel.

Batu bara nilai ekspornya terpantau terus mengalami peningkatan sejak awal tahun ini. Pada Juli 2022, nilai ekspornya mencapai 4,7 miliar dollar AS.

Harga batu bara memang terpantau terus merangkak naik sejak tahun lalu dan pada Juli 2022 mencapai 306,4 dollar AS per metrik ton. Namun, volume ekspornya terpantau tidak naik signifikan yakni sebesar 33,5 juta ton pada Juli 2022.

Selanjutnya nilai ekspor minyak kelapa sawit juga tinggi yakni sebesar 2,8 miliar dollar AS pada Juli 2022.

Baca juga: Nilai Ekspor RI Juli 2022, Menyusut Secara Bulanan, Meningkat Secara Tahunan

Sejak penghujung tahun lalu, volume ekspor minyak kelapa sawit terpantau bergerak cenderung menurun. Pada saat bersamaan, harga komoditas tersebut terus merangkak naik sejak 2020, sebelum akhirnya terkoreksi sejak Mei 2022 dan pada Juli 2022 harganya sebesar 1.056,6 dollar AS per metrik ton.

Berbeda dengan batu bara dan minyak kelapa sawit, volume ekspor feronikel justru terus menurun sejak April 2022. Tercatat pada Juli kemarin, volume ekspor feronikel hanya mencapai sekitar 400.000 ton.

Di sisi lain, harga feronikel juga mulai menyusut meskipun masih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya, yakni sebesar 21,5 dollar AS per dry metric tonne unit (dmtu). Dengan demikian, nilai ekspor feronikel juga mulai menurun, meskipun masih tinggi, sebesar 1 miliar dollar AS pada Juli 2022.

"Windfall dapat berakhir jika harga komoditas ini kembali pada kondisi normal. Karena volume komoditas utama kita cenderung stagnan," ucap Setianto.

Sebagai informasi, pada Juli 2022 nilai ekspor RI sebesar 25,57 miliar dollar AS, meningkat 32,03 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Namun demikian, jika dibandingkan dengan Juni 2022, nilai ekspor RI pada Juli kemarin menyusut sebesar 2,2 persen.

Baca juga: Perusahaan Lokal Ini Ekspor 17 Ton Pupuk ke Nigeria

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com