Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Mayoritas Generasi Muda Indonesia Belum Paham Investasi

Kompas.com - 16/08/2022, 08:37 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank OCBC NISP melaporkan sebanyak 78 persen generasi muda Indonesia tidak sepenuhnya memahami risiko dan manfaat dari produk investasi.

Hal ini berdasarkan hasil survei OCBC NISP Financial Fitness Index 2022 bersama NielsenIQ.

Director Consumer Insights di NielsenIQ Indonesia Inggit Primadevi mengatakan, 78 persen generasi muda tersebut mengaku berinvestasi hanya untuk mengikuti tren dan menganggap investasi merupakan cara instan mendapatkan keuntungan besar.

"Anak muda yang memiliki produk investasi seperti reksadana, saham, cryptocurrency, bertambah menjadi 9 persen di tahun ini, namun sayangnya secara umum, 78 persen menyatakan mereka tidak sepenuhnya memahami resiko dan manfaat dari produk investasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (15/8/2022).

Baca juga: Mau Investasi Emas? Simak Keuntungan dan Kerugiannya

Selain itu, hasil dari Financial Fitness Index 2022 menunjukkan sebanyak 42 persen generasi muda Indonesia merasa percaya diri bahwa perencanaan finansial mereka saat ini akan memberikan kesuksesan finansial di masa depan.

Namun, terdapat perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dengan apa yang sebenarnya dilakukan.

Hal tersebut dibuktikan dengan 80 persen peserta survei tidak mencatat anggaran, 26 persen memiliki dana darurat, 9 persen telah memiliki produk investasi, 17 persen telah memiliki pendapatan pasif, 8 persen telah menggunakan uang sesuai anggaran, serta hanya 22 persen yang benar-benar paham mengenai produk investasi yang mereka miliki.

Secara keseluruhan, Financial Fitness Index 2022 menunjukkan skor Financial Fitness Indonesia naik menjadi 40,06 di tahun 2022 atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 37,72.

Meskipun demikian, sebanyak 76 persen masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan keuangan yang perlu dibenahi, seperti mengeluarkan uang demi mengikuti gaya hidup teman.

Retail Proposition Division Head Bank OCBC NISP Chinni Yanti Tjhin mengatakan, sedikitnya generasi muda yang menabung dan berinvestasi secara terstruktur merupakan kondisi
yang mengkhawatirkan.

Sebab menurut dia, memiliki kesadaran saja tidak cukup untuk mencapai aspirasi keuangan lantaran di usia produktif seharusnya merupakan masa untuk memikirkan bagaimana agar uang bekerja untuk diri masing-masing.

"Salah satu caranya adalah dengan segera mengambil sikap dengan mulai mengubah cara menabung dan berinvestasi sehingga kita dapat mewujudkan hal yang diimpikan dalam 5-10 tahun ke depan, seperti membeli rumah dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak," tambah Chinni.

Chinni menjelaskan, konsep transformasi menabung dan investasi tidak sekadar menyimpan uang, tetapi bagaimana kita mendapatkan imbal hasil yang lebih optimal melalui pemilihan produk yang sesuai dengan risk appetite, profil risiko, dan jangka waktu investasi.

"Tentunya, tanpa terlupakan, kita juga perlu mempertimbangkan keabsahan lembaga keuangan yang harus diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," imbuhnya.

Baca juga: Kenali Trik-trik Investasi Bodong yang Paling Sering Digunakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com