Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Fundamental Ekonomi RI Baik, tapi Tetap Harus Waspada

Kompas.com - 16/08/2022, 12:25 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik di tengah gejolak ekonomi global. Meski demikian, ia menilai, Indonesia tetap perlu waspada dan berhati-hati.

Ia mengatakan, dunia sedang menghadapi tantangan yang sangat berat, tak terkecuali Indonesia. Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit seiring dengan pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih.

Namun, dampak krisis kesehatan yang belum berakhir itu, diperparah dengan munculnya perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan menjadi tidak terhindarkan lagi.

Baca juga: Jokowi: Tantangan Sangat Berat, tapi RI Mampu Hadapi Krisis Global

Jokowi menyebut, 107 negara pun terdampak krisis, sebagian di antaranya bahkan diperkirakan jatuh bangkrut. Selain itu, 553 juta jiwa penduduk di dunia terancam kemiskinan ekstrem, serta 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.

"Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini," ucapnya dalam Sidang Tahunan MPR RI di Kompleks DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Ia mengatakan, RI mampu mengendalikan pandemi Covid-19, dan menjadi lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia yaitu sebanyak 432 juta dosis.

Baca juga: Jokowi: Saya Kaget Terminal Kijing Segede Ini...

Inflasi terkendali, APBN surplus

Di sisi lain, inflasi juga dinilai berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen per Juli 2022. Angka itu jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen dan jauh di bawah inflasi negara- negara maju yang berada di sekitar 9 persen.

Sampai pertengahan 2022 ini, APBN juga surplus Rp 106 triliun. Oleh karena itu, pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, Elpiji, dan listrik, sebesar Rp 502 triliun di tahun ini, agar harga energi di masyarakat tidak melambung tinggi.

Selain itu, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh positif di 5,44 persen pada kuartal II-2022. Serta kinerja neraca perdagangan tercatat surplus selama 27 bulan berturut-turut, dengan capaian suprlus di semester I-2022 sebesar Rp 364 triliun.

Baca juga: Jokowi Minta APBN 2023 Kredibel dan Sehat untuk Hadapi Gejolak Ekonomi Global

Jokowi mengatakan, di tengah capaian positif itu, Indonesia tetap perlu wasapada terhadap berbagai perkembangan ekonomi, sehingga pemulihan nasional pun bisa terus berlanjut.

"Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com