Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AGROINDUSTRI

Resmikan PLTS Atap, Pupuk Kaltim Kejar Target Dekarbonisasi 32,51 Persen pada 2030

Kompas.com - 18/08/2022, 20:03 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E

Tim Redaksi


KOMPAS.com – PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) atau Pupuk Kaltim meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (18/8/2022). Pembangunan PLTS ini merupakan salah satu wujud komitmen Pupuk Kaltim dalam mencapai target pengurangan emisi karbon hingga 32,51 persen pada 2030.

PLTS yang mulai dibangun pada Mei 2021 itu juga menjadi wujud komitmen Pupuk Kaltim dalam penerapan environment, social and governance (ESG). Hal tersebut telah tertuang dalam roadmap pertumbuhan perusahaan selama 40 tahun ke depan.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan bahwa pengembangan ESG dapat memberikan banyak manfaat bagi lingkungan.

“Hal tersebut menjadi strategi kami dalam mempercepat laju dekarbonisasi industri petrokimia dan pupuk,” ujar Rahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Rahmad melanjutkan, salah satu upaya Pupuk Kaltim dalam mewujudkan transformasi hijau dilakukan dengan menambah komposisi bauran energi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) dalam operasional bisnis perusahaan. Hal ini juga diharapkan mampu mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

(Baca juga: Program Tata Kelola Lingkungan Pupuk Kaltim Raih Properda Emas Pemprov Kalimantan Timur)

Untuk diketahui, Pupuk Kaltim juga telah mengganti sepeda motor operasional dengan motor listrik. Ke depan, konversi tersebut juga akan mencakup kendaraan lain, misalnya bus.

Rahmad menjelaskan, sebagai bagian dari ekosistem EBT, PLTS Atap mampu menghasilkan energi bersih dan menekan emisi gas karbon secara optimal.

“PLTS Atap dapat menghemat kebutuhan energi Pupuk Kaltim di area perkantoran sebesar 20 sampai 30 persen atau sekitar 139.000 kilowatt-hour (KWh) per bulan,” tutur Rahmad. Sebelumnya, konsumsi listrik di kawasan tersebut mencapai lebih dari 150.000 KWh per bulan.

Sementara itu, sejak Januari hingga Agustus 2022, produksi PLTS Atap Pupuk Kaltim telah mencapai 980,71 megawatt-hour (MWH) dan potensi produksi energi sebesar 3,21 MWH per hari dengan kondisi matahari penuh.

PLTS Atap dapat menghemat kebutuhan energi Pupuk Kaltim di area perkantoran sebesar 20 sampai 30 persen atau sekitar 139.000 KWh per bulan Pupuk Kaltim PLTS Atap dapat menghemat kebutuhan energi Pupuk Kaltim di area perkantoran sebesar 20 sampai 30 persen atau sekitar 139.000 KWh per bulan

Menurut Rahmad, jumlah produksi energi tersebut juga mampu menekan buangan gas limbah (CO2 Avoided) hingga 468,26 ton. Angka ini setara dengan 394,34 ton penggunaan batu bara (standard coal saved) yang dipakai pada pembangkit listrik konvensional.

Sebagai pelopor transformasi hijau industri petrokimia di Tanah Air, lanjut Rahmad, Pupuk Kaltim memanfaatkan area-area yang sudah ada untuk memasang PLTS seluas 6.500 meter persegi (m2) itu. Beberapa area yang dimanfaatkan adalah atap gedung perkantoran, kantin, dan kawasan parkir.

(Baca juga: Pupuk Kaltim Ubah Limbah Batu Bara Jadi Batako dan Paving Blok)

Adapun PLTS Atap memiliki kapasitas sebesar 1.256,04 kilowatt-peak (kWp) dengan tegangan output sebesar 3 phase 400 volt.

Pendayagunaan PLTS Atap menggunakan skema rooftop on grid tanpa baterai. Artinya, sistem ini tersambung jaringan listrik Pupuk Kaltim dengan total modul 2.326 unit.

Sistem on grid, jelas Rahmad, dapat mengirim kelebihan daya secara otomatis. Dengan demikian, daya ini bisa digunakan jika dibutuhkan. Sistem ini pun menghasilkan energi yang ramah lingkungan dan bebas emisi.

Rahmad berharap, pendayagunaan PLTS Atap dapat mendukung perusahaan untuk mencapai target penurunan emisi karbon secara berkelanjutan.

Ke depan, Pupuk Kaltim akan fokus menghadirkan strategi dan terobosan terbaik guna menjadi pionir dalam transformasi industri petrokimia yang lebih hijau. Pada akhirnya, hal tersebut juga dapat meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh.

“Hal yang juga tak kalah penting adalah Pupuk Kaltim akan terus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” tutur Rahmad. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com