KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Character Building Assessment & Training EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

Yuk, Membuka Pikiran!

Kompas.com - 27/08/2022, 08:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA seorang teman yang memiliki masalah di lambungnya. Dokter mendiagnosis dia bahwa kondisinya saat ini sudah cukup berbahaya.

Ia lalu disarankan untuk mengubah pola makan dengan lebih banyak mengonsumsi sayuran.

Namun, ia langsung menolak dengan alasan tidak suka sayuran dan benar-benar enggan mencobanya.

Kita mungkin sering melihat hal seperti itu di sekeliling. Mengubah pola makan bisa jadi terlihat sederhana. Namun, orang perlu mengubah mindset dirinya terlebih dulu agar perubahan tersebut dapat benar-benar menjadi bagian dari dirinya.

Baca juga: Seni Bertanya

Kita melihat banyak rencana diet gagal karena individu yang bersangkutan tidak benar-benar meyakini bahwa diet tersebut harus menjadi bagian dari dirinya, bukan sekadar suatu pola makan yang dijalani sementara waktu.

Demikian juga dalam hal transformasi organisasi. Pada masa sekarang, pelanggan menuntut “lebih” dan banyak perubahan, tetapi indiidu dalam organisasi tidak mengubah mindset-nya.

Bila individu dalam organisasi tidak meyakini pentingnya untuk berpikir secara agile dan menerima perbedaan-perbedaan pandangan dari berbagai pihak, akan sulit baginya untuk melakukan adaptasi terhadap sistem dan cara kerja yang baru.

Dengan tuntutan perubahan pada masa sekarang, rasanya tidak ada lagi tempat bagi mereka yang menolak perubahan.

Baca juga: Pendekatan Ergo, Ego, dan Eco

Sikap tidak terbuka seperti itu dapat mengancam kelangsungan organisasi. Apakah ada orang yang cenderung berbakat untuk bersikap terbuka?

Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang bersikap terbuka, memang berbeda dalam memproses informasi dan memersepsi dunia jika dibandingkan dengan yang berpikiran tertutup.

Orang yang terbuka biasanya lebih besar rasa ingin tahunya, kreatif, dan imajinatif. Mereka pun lebih peka dalam mengamati dan menikmati karya seni, musik, buku, serta segala aspek budaya.

Sementara itu, mereka yang tertutup biasanya mempunyai mekanisme penghambat dalam otak yang seolah-olah menyaring masukan visual dan kognitif.

Baca juga: Kepemimpinan Inklusif

Mereka seolah tidak bisa menyerap beberapa visualisasi, suara, atau rangsangan kognitif yang berbeda dari yang biasa dialaminya. Hasil riset juga menemukan bahwa biasanya, “blocking” ini diikuti oleh hawa emosi yang negatif.

Orang dengan keterbukaan akan selalu tertantang untuk mempertanyakan keyakinan dan pengetahuan yang sudah dia miliki.

Dia justru bersemangat ketika ada yang dapat menyajikan sudut pandang berbeda dengan apa yang dia ketahui saat ini. Menghadapi kondisi itu, mereka seolah akan menjalani suatu petualangan baru yang belum diketahui bagaimana akhirnya.

Hal tersebut membangkitkan antusiasme dan perasaan dinamis dalam dirinya, dan dengan sendirinya membuat mereka lebih mudah mencari solusi untuk belajar.

Baca juga: Menerapkan Mindfulness di Tempat Kerja

Setiap orang yang berada di dalam organisasi yang berkembang juga perlu meyakini bahwa bersikap terbuka adalah persyaratan utama bila ia ingin bertahan dan bahkan bertumbuh bersama organisasi.

Organisasi yang sedang bergerak maju membutuhkan individu-individu yang memiliki efisiensi intelektual dan toleransi.

Agar dapat menerima ide orang lain, ia harus mengolah informasi, lalu menggodoknya dengan pola pikir yang dimiliki. Kecerdasan ditambah dengan sikap terbuka akan membantu individu mengolah situasi di sekelilingnya dengan lebih baik.

Ia akan berpikir lebih dalam untuk membandingkan beragam ide baru dengan hal-hal yang diketahuinya selama ini. Di sinilah ia dapat memperluas wawasannya.

Baca juga: Bahasa Suportif

Sementara itu, mereka yang tertutup akan cenderung malas untuk mencari tahu tentang hal-hal lain di sekelilingnya ataupun menggali solusi yang lebih jauh lagi. Akhirnya, solusi yang didapat itu-itu saja.

Mendorong keterbukaan

Bagaimana bila selama ini, kita memang bukan tipe yang mudah menerima hal-hal baru atau cenderung nyaman dengan apa yang sudah menjadi kebiasaan selama ini?

Eileen RachmanDok. EXPERD Eileen Rachman
Setelah menyadari bahwa saat ini kita berada dalam dunia yang sangat dinamis dengan organisasi yang membutuhkan keterbukaan setiap individunya, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memaksa diri melangkah keluar dari zona nyaman.

Ada beberapa upaya yang dapat kita biasakan untuk melatih diri menjadi orang yang lebih terbuka.

Pertama, bila menemukan tulisan ataupun bacaan yang rasanya sulit untuk dipahami, berikan waktu untuk mencernanya kembali pada saat senggang.

Baca juga: Tebar Pengaruh

Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam diri kita ketika membaca tulisan tersebut.

Cari jawaban dan pahami lebih dalam mengenai hal-hal yang sulit dipahami. Kita juga bisa mengajak orang lain berdiskusi mengenai hal tersebut.

 

Kedua, melatih diri untuk rajin mendengarkan ide-ide cemerlang dari para ahli yang memang diakui dunia, seperti sharing Ted Talks yang bisa dengan mudah kita dapatkan di media sosial.

Banyak inspirasi baru yang berbeda bisa kita dapatkan dari para ahli. Akhirnya, hal tersebut dapat memperluas wawasan. Semakin sering mendengarkannya, semakin kita menyadari betapa banyak hal yang selama ini tidak diketahui. Membiasakan diri seperti ini membuat kita jadi semakin haus terhadap ilmu-ilmu baru.

Baca juga: Kontrol Kinerja

Ketiga, tingkatkan intensitas saat menemukan atau berkenalan dengan perbedaan. Kita bisa masuk ke lingkungan pergaulan dengan latar belakang yang berbeda dari kita, baik dari sisi budaya, tingkat pendidikan, maupun status sosial. Hal ini tentunya tidak mudah, terutama bila tingkat toleransi kita rendah.

Namun demikian, hal tersebut dapat membuat kita terlatih untuk merabarasakan suasana-suasana baru yang sulit dimasuki. Ini sangat berguna, terutama saat pekerjaan menuntut kita masuk ke situasi-situasi baru. Dengan pengalaman itu, kita akan merasa bahwa kolaborasi menjadi lebih mudah.

Jadi, begitu banyak manfaat yang dapat kita petik dengan bersikap terbuka. Selain mempermudah kolaborasi dan hubungan kita dengan berbagai pihak, bersikap terbuka akan membuka pintu inovasi-inovasi yang sebelumnya mungkin tidak kita bayangkan.

“Orang yang terbuka cenderung lebih cerdas dan mendapat skor lebih tinggi pada kecerdasan terkristalisasi daripada orang rata-rata.”


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com