Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gema Knalpot Purbalingga, dari Dusun Pesayangan hingga Diakui Dunia

Kompas.com - 30/08/2022, 15:38 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Knalpot punya arti yang besar bagi sebagian masyarakat Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Sebab banyak masyarakat Purbalingga yang ekonominya bersandar dari industri knalpot.

Sentra-sentra industri industri kecil dan menengah (IKM) knalpot pun tumbuh di Purbalingga. Bahkan kota tempat lahir Jenderal Sudirman itu sampai dijuluki sebagai Kota Knalpot. 

Sejak dulu, Purbalingga memang dikenal memiliki potensi besar industri knalpot nasional. Oleh karena itu saat ini, pemerintah fokus meningkatkan potensi industri tersebut.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat dari total 10.514 sentra IKM di Tanah Air, sebanyak 1.592 sentra IKM terdapat di Jawa Tengah.

“Salah satu sentra IKM di Jawa Tengah telah puluhan tahun mendukung produktivitas industri besar, khususnya sektor otomotif,"  kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam siaran resminya, Selasa (30/8/2022).

"Sentra IKM tersebut berlokasi di Purbalingga yang menghasilkan produk knalpot. Bahkan, IKM knalpot berhasil menjadi ikon daerah, sehingga Kabupaten Purbalingga dijuluki sebagai Kota Knalpot,” sambung dia.

Baca juga: Menperin: Kenaikan Harga Pertalite Tidak Berdampak Signifikan ke Sektor Industri Manufaktur

Berawal dari Dusun Pesayangan

Dirjen IKMA mengemukakan, IKM knalpot mengalami perkembangan yang prospektif mulai awal tahun 1980-an. Sejak tahun 2010 hingga saat ini, pertumbuhan IKM knalpot kian melesat dan mampu menyokong perekonomian daerah.

“Sejarah industri knalpot Purbalingga dimulai di Dusun Pesayangan Purbalingga. Pada 1950-an, dusun ini mulanya dikenal sebagai pusat kerajinan logam seperti perkakas dapur dan gamelan. Kemudian pada 1977, salah satu pengrajin logam di Purbalingga mulai membuat knalpot, dan permintaannya terus meningkat,” ungkapnya.

Pada tahun 1980, pemasaran knalpot Purbalingga menjangkau beberapa kota di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Kemudian sekitar tahun 1990-an, industri kerajinan knalpot mengalami perkembangan yang pesat hingga terjadi perluasan pasar ke wilayah Kembaran Kulon, Galuh, Patemon, Mrebet, Gembong, Wirasana, hingga Babakan.

Baca juga: Kementerian ESDM Sebut Transisi Energi Tidak Harus Meniadakan Batu Bara

“Hingga akhirnya pada 2020, jumlah IKM di sentra knalpot Purbalingga semakin bertumbuh mencapai 204 unit usaha, dengan jumlah tenaga kerja 1.326 orang,” imbuhnya.

Sepanjang tahun 2020, volume produksi seluruh IKM di sentra tersebut mencapai 852.650 unit, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 803.750 unit.

Reni menyebutkan, nilai produksi knalpot di Purbalingga meningkat hampir 4 kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

“Dari Rp 37 miliar pada tahun 2010, menjadi Rp 138,7 miliar pada 2020. Begitu pula dengan nilai investasinya melesat 3 kali lipat, dari Rp 1,6 miliar pada 2010 menjadi Rp 5,2 miliar pada 2020. Ini pertumbuhan yang luar biasa besar sebagai ikon industri Purbalingga,” tuturnya.

Baca juga: Soal Kebijakan BBM Subsidi, Pemerintah Diyakini Hanya Punya 2 Opsi

Diakui dunia

Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga dalam situs resminya menyatakan, knalpot-knalpot Purbalingga telah terpasang di beragam produk otomotif ternama dunia seperti Mercedess Benz.

Tak hanya itu, knalpot Purbalingga juga telah dipesan oleh beberapa produsen otomotif atau Agen Tunggal Pemegang Merek seperti Toyota dan Honda.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com