Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 1 Bank Asing Jadi Peserta BI Fast, BI Ungkap Penyebabnya

Kompas.com - 30/08/2022, 16:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat hanya 1 bank asing yang menjadi peserta BI Fast hingga saat ini yaitu Citibank NA. Adapun jumlah peserta BI Fast sebanyak 77 peserta.

Kepala Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran (DPSP) BI Ida Nuryanti mengatakan, hal ini lantaran bank asing harus melengkapi proses administrasi yang lebih rumit dibanding bank-bank nasional lainnya.

Bank asing harus mengurus administrasi kepesertaan BI Fast ke kantor pusatnya yang ada di luar negeri sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

"Bank asingnya kenapa masih 1? Kita semuanya harus paham bahwa bank asing itu kalau untuk meluaskan layanannya mereka harus didirect langsung dari headquarternya. Nah ini yang kemudian memerlukan dari sisi prosesnya, menyiapkan administrasinya," kata Ida saat Taklimat Media, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat, Dollar AS Setara Rp 14.843

Kendati demikian, diharapkan pada tahap selanjutnya peserta dari bank asing ini akan bertambah. Dia bilang sudah ada 3 bank asing yang berkomitmen menjadi peserta BI Fast batch 5 yang akan diresmikan pada November mendatang.

"Jadi ini di batch selanjutnya itu kita yakin bank asing sudah akan masuk ke dalam peserta BI Fast," kata Ida.

Selain bank asing, peserta BI Fast masih sedikit dari kalangan lembaga non-bank. Sejak diluncurkan 21 Desember 2021, hanya ada 1 lembaga nonbank yang menjadi peserta BI Fast yakni Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Namun hingga saat ini masih belum ada lembaga nonbank yang berkomitmen menjadi peserta BI Fast batch 5. Padahal saat ini sudah ada 49 bank yang berkomitmen masuk di batch 5.

"Mudah-mudahan nanti di batch 6 ini kita sudah memasukkan, menambah lagi lembaga selain bank sebagai peserta BI Fast," ucapnya.

Baca juga: Gema Knalpot Purbalingga, dari Dusun Pesayangan hingga Diakui Dunia


Adapun saat ini peserta BI Fast terdiri dari 5 bank BUMN, 49 bank swasta di mana salah satunya bank asing, 1 lembaga non-bank, dan 21 bank pembangunan daerah (BPD) beserta unit usaha syariahnya.

Selain 77 peserta tersebut, BI juga turut masuk ke sistem BI Fast per 29 Agustus kemarin untuk meningkatkan layanan kebanksentralan. Dengan demikian, BI dapat menggunakan layanan BI Fast untuk melakukan transaksi internal maupun eksternal.

Hingga saat ini, 77 peserta BI Fast setara dengan 85 persen pangsa pasar sistem pembayaran ritel nasional.

"BI selalu mendorong bank-bank untuk menjadi peserta dengan berbagai macam pilihan penyediaan infrastruktur. Tidak harus mahal, ada beberapa pilihan yang bisa digunakan sehingga kita bisa maju bersama dengan BI Fast kita," tuturnya.

Baca juga: Menperin: Kenaikan Harga Pertalite Tidak Berdampak Signifikan ke Sektor Industri Manufaktur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com