APPSI Khawatir Harga BBM Naik Bisa Gerus Pendapatan Pedagang Pasar

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyampaikan, isu harga BBM naik dapat membuat kondisi pedagang pasar semakin terhimpit.

Pasalnya saat ini diakui jumlah pengunjung pasar masih menyusut sebesar 40 persen. Kenaikan BBM dikhawatirkan dapat memangkas jumlah pengunjung pasar lebih dari jumlahnya sekarang.

Sekretaris Jenderal APPSI Mujiburohman mengatakan, kalau harga BBM naik biaya angkutan komoditas pasar juga pasti naik.

Baca juga: Soal Kebijakan BBM Subsidi, Pemerintah Diyakini Hanya Punya 2 Opsi

"Kalau biaya angkutan naik, harga barang pasti naik. Kalau begini, tapi pendapatan masyarakat tidak naik pasti akan terjadi pengiritan. Sudah pasti pendapatan pedagang akan berkurang," kata dia dalam konferensi pers di Pasar Minggu, Selasa (30/8/2022).

Ia menambahkan, kalau harga BBM naik, pedagang pasar tidak memiliki solusi untuk hal tersebut.

"Ini harus ada intervensi pemerintah, karena pemerintah yang punya sarana dan prasarana untuk membantu pedagang pasar," imbuh dia.

Mujiburohman menjelaskan, sebagaian besar pedagang pasar tidak memiliki transportasi untuk mengangkut dagangan mereka dari sumbernya. Oleh sebab itu, kenaikan harga BBM jadi faktor yang tidak dapat dihindari oleh pedagang pasar.

Baca juga: Sudah Cukupkah Dana Bansos Rp 24,17 Triliun untuk Meredam Dampak Kenaikan Harga BBM?

Di sisi lain, pedagang pasar yang ingin menaikkan harga perlu berpikir berulang kali. Hal ini lantaran, kenaikan harga yang dilakukan oleh pedagang dapat berimbas pada omzet mereka.

"Kalau mau naikkan harga takut pembeli pergi. Jadi mending dagangan itu lancar saja untuk bertahan hidup," ucap dia.

Ia berharap, pemerintah dapat menekan angka inflasi dan kenaikan harga bahan pangan pokok di pasar.

"Pemerintah punya sarana dan prasarana untuk melakukan itu," tegas dia.

Baca juga: Dampak Kenaikan BBM Subsidi, Inflasi Tinggi hingga Bertambahnya Orang Miskin