Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Anjlok Lebih dari 5 Persen, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 31/08/2022, 08:15 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia anjlok pada perdagangan Selasa (30/8/2022) waktu setempat. Pergerakan harga minyak pada perdagangan Selasa dipengaruhi oleh kekhawatiran akan rencana kenaikan suku bunga, dan kerusuhan yang terjadi di Irak.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate ditutup turun 5,5 persen menjadi 92 dollar AS per barrel. Demikian juga dengan Brent yang ditutup pada level 99,3 dollar AS per barrel atau turun lebih dari 5 persen.

Sentimen risk-off membebani sebagian besar komoditas. Bentrokan di Baghdad memukul produksi minyak Irak, yang dikhawatirkan akan mengganggu pasokan. Sementara itu, pasar minyak mentah juga dibayangi oleh resesi global dapat memperlambat permintaan.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Naik, Ini Penyebabnya

“Harga minyak mentah sempat mengalami kenaikan pada Senin, di tengah berita bahwa Irak akan tetap membuka pelabuhan ekspor mereka meskipun kerusuhan politik besar tetap ada," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di B OK Financial.

“Tetapi keseimbangan pasokan-permintaan dan penyimpanan minyak mentah minggu ini mengalami penurunan sekitar 500.000-600.000 barrel, yang jika dilihat merupakan stok terendah dalam tiga bulan,” tambahnya.

Baca juga: Ini Dampaknya jika Indonesia Ngotot Beli Minyak Mentah dari Rusia

Pada 5 September mendatang, rencananya Arab Saudi dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya OPEC+ akan mengadakan pertemuan, dengan agenda mengurangi produksi karena kontrak berjangka tidak mencerminkan fundamental.

Anggota aliansi lainnya mengisyaratkan dukungan mereka. Secara terpisah, Goldman Sachs Group Inc. merekomendasikan investor untuk mulai membeli komoditas sekarang, karena kekhawatiran akan resesi.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Melonjak Hampir 4 Persen, Apa Sebabnya?

Novinda Sekar Ketiga indeks saham utama AS turun lebih dari empat persen pada pekan lalu,


Direktur jenderal perusahaan pemasaran minyak nasional Irak SOMO Alaa Al-Yassiri mengatakan, Irak memiliki kapasitas untuk meningkatkan ekspor ke semua tujuan dan tidak akan menolak permintaan minyak lebih banyak.

Pedagang juga mencermati potensi peningkatan pasokan dari Iran karena negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir terus berlanjut. Namun, AS dan negara Teluk Persia tetap berselisih mengenai rincian penting dari kesepakatan, dan perlu beberapa minggu untuk menyelesaikan perbedaan mereka.

"Tampaknya OPEC+ tidak tertarik dengan harga minyak yang turun jauh di bawah 100 dollar AS per barrel. Sementara jika terjadi kesepakatan nuklir, atau resesi global, bisa membuat harga tetap tinggi untuk saat ini," kata Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com