NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (31/8/2022) waktu setempat. Hal ini didorong oleh kekhawatiran investor akan kondisi ekonomi global yang semakin memburuk, kenaikan suku bunga, dan pembatasan akibat Covid-19.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent kontrak Oktober, turun 2,7 persen, menjadi 96,62 dollar AS per barrel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1 persen, menjadi 90,78 dollar AS per barrel.
Tamas Varga, analis di PVM Oil Associates mengatakan, perubahan harga minyak mentah dunia terjadi sejak konflik Ukraina dimulai enam bulan lalu. Kondisi ini telah mengguncang dana lindung nilai dan tingkat perdagangan menipis., sentimen ekonomi China yang melambat mempengaruhi harga minyak dunia.
Baca juga: Empat Hari Berturut-turut Wall Street Ditutup Melemah
“Tanda-tanda terbaru dari pertumbuhan yang tersendat-sendat adalah aktivitas pabrik China yang berkontraksi pada Agustus dan ekspansi sektor jasa yang lebih lambat dari perkiraan. Selain itu, baik The Fed dan ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga secara signifikan bulan depan, mungkin sebanyak 0,75 persen, membuat investor ekuitas berlari untuk keluar. Minyak juga mengikuti, setidaknya untuk saat ini,” kata Varga.
Aktivitas pabrik China yang saat ini belum sepenuhnya berjalan, mendorong perlambatan ekonomi negara tersebut. Pada Agustus lalu, China mengalami kenaikan kasus Covid-19, dan menjadi yang terburuk dalam beberapa dekade.
Beberapa kota terbesar China dari Shenzhen hingga Dalian memberlakukan penguncian dan penutupan bisnis untuk mengekang wabah Covid-19. Di sisi lain, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu juga tengah berjuang dari pertumbuhan ekonomi yang lemah.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex Turun
Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan bensin turun sekitar 3,4 juta barrel, sementara stok sulingan, yang meliputi solar dan bahan bakar jet, turun sekitar 1,7 juta barrel per 26 Agustus 2022.
Data API menunjukkan stok minyak mentah naik sekitar 593.000 barrel, dibandingkan perkiraan analis yang turun sekitar 1,5 juta barel. Di sisi lain, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu, atau OPEC+ akan melakukan pembicaraan tentang pengurangan produksi pada pertemuan 5 September mendatang.
Baca juga: Anak Perusahaan BUMN Ini Buka Lowongan Kerja untuk S1 Teknik Informatika, Apa Saja Syaratnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.