Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Bicara Upaya RI Hadapi Tantangan Transportasi Laut Sepanjang Pandemi di Forum Internasional Kelautan

Kompas.com - 02/09/2022, 08:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan berbagai tantangan dan upaya yang dilakukan sektor kelautan selama masa pandemi Covid-19 di forum internasional International Safety@Sea Conference yang digelar oleh Maritime and Port Authority of Singapore (MPA).

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Arif Toha mengatakan, pandemi turut memberikan dampak signifikan terhadap aspek keselamatan transportasi laut, khususnya bagi pelaut yang merupakan faktor kunci kelaiklautan kapal.

Ia bilang, pembatasan dalam proses penggantian kru atau yang terjadi pada masa pandemi, menyebabkan pelaut yang terdampar mengalami kelelahan yang berlebihan. Oleh sebab itu, repatriasi atau pergantian awak kapal menjadi prioritas utama bagi Indonesia.

“Kami (pihak yang berwenang) menerapkan langkah-langkah yang relevan untuk memungkinkan para pelaut yang terdampar dapat dipulangkan dan digantikan oleh pelaut lain. Kami juga memastikan akses pelaut untuk mendapatkan perawatan medis dan kebutuhan mendesak lainnya,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam International Safety@Sea Conference dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (1/9/2022).

Baca juga: Menhub Ungkap Sederet Tantangan di Sektor Transportasi Laut

Dia mengungkapkan, sepanjang 2021, Indonesia pun menyediakan 11 pelabuhan untuk kegiatan repatriasi, yaitu Pelabuhan Belawan, Tanjung Balai Karimun, Batam, Merak, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Bitung, Ambon, Benoa, dan Sorong. Namun kini, seluruh semua pelabuhan Indonesia dapat digunakan untuk proses pergantian dan pemulangan awak kapal.

“Sejak Januari 2021 hingga Mei 2022, Indonesia telah membantu proses pergantian dan pemulangan lebih dari 5.600 orang pelaut,” kata dia.

Arif menekankan, bahwa Indonesia selalu mengikuti peraturan yang ditetapkan dan protokol Kesehatan World Health Organization (WHO) dalam hal pemberian bantuan medis dan penanganan kegiatan pergantian awak kapal, baik bagi awak kapal warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA).

Lebih lanjut, ia mengatakan, manusia sudah menjadi faktor yang sangat besar peranan dan pengaruhnya terhadap aspek keselamatan di laut, di mana banyak unsur yang harus dipenuhi dengan baik. Seperti penyediaan awak kapal dengan kualifikasi dan pelatihan yang memadai, kesehatan yang baik, serta kondisi mental dan kesejahteraan yang baik.

Hal tersebut menjadi penting untuk memastikan setiap awak kapal dapat menjalankan tugas dengan maksimal di atas kapal.

Baca juga: Kemenhub Anggarkan Rp 1,59 Triliun untuk Program Tol Laut pada 2023

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com