Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Timah Targetkan Produksi Bijih Logam Timah 35.000 Ton di Tahun 2022

Kompas.com - 03/09/2022, 09:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Timah Tbk (TINS) menargetkan volume produksi bijih logam timah mencapai 35.000 ton di tahun 2022. Target tersebut optimis dicapai melalui kemitraan yang dilakukan oleh perseroan.

“Kalau target masih sekitar 30.000 hingga 35.000 ton di tahun 2022 ini. Data di semester I masih sedikit ya, kita kerjar di semester II mudah-mudahan tercapai, caranya dengan menambah kemitraan,” kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abdullah Umar Baswedan di Jakarta, Jumat (2/9/2022).

Dari jumlah tersebut, 39 persen atau 3.829 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 61 persen atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut. Hal ini mendorong penurunan pada produksi logam timah sebesar 26 persen menjadi 8.805 Mton dari periode 6M21 sebesar 11.915 Mton.

Baca juga: Produksi PT Timah Turun 14 Persen di Semester I 2022, Ini Sebabnya

Sebagai informasi, produksi bijih logam timah perseroan di tahun 2021, sebesar 24.670 ton atau turun dibandingkan dengan realisasi tahun 2020, sebesar 39.757 ton. Sementara itu, untuk realisasi produksi bijih timah pada semester I 2022 tercatat sebesar 9.901 ton atau turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 11.457 ton.

Dari jumlah tersebut 39 persen atau 3.829 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 61 persen atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut. Produksi logam timah semester I 2022 turun sebesar 26 persen menjadi 8.805 Metrik Ton dari semester I 2021 sebesar 11.915 Metrik Ton.

Baca juga: Marak Pertambangan Ilegal, Kementerian ESDM Bakal Benahi Tata Kelola Timah

Penurunan produksi bijih logam timah pada semester I tahun 2022, karena adanya aktivitas penambangan ilegal dan juga disparitas harga penambang mitra yang menjual hasil tambang bukan kepada PT Timah.

“Di penambangan rakyat, mereka melakukan penambangan memang ada disparitas harga dalam artian kompensasi. Karena harga logam naik sangat tinggi, harga produksi yang ada di lokasi hulu kita itu enggak masuk ke PT Timah karena disparitas harga itu,” lanjut dia.

Baca juga: BPKP: Audit Tata Kelola Timah dalam Rangka Perbaikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com